Diagramkota.com Surabaya – 50 anggota DPRD Surabaya periode 2024 – 2029 dilantik. Wajah baru dan lama pun imbang. Tidak terlalu banyak yang baru dan anggota lama pun masih bertahan. Salah satunya kader senior perempuan PKB Surabaya Laila Mufidah.
Laila kembali dilantik sebagai anggota DPRD Surabaya periode 2024-2029 pada Sabtu (24/8). Ini merupakan periode ketiga bagi Laila Mufidah mengemban amanah sebagai anggota dewan.
Politisi yang memiliki latar belakang guru PAUD ini berhasil mengamankan kursi dengan raihan 13.865 suara. Capaian tersebut membuat Laila jadi caleg peraih suara tertinggi pertama dari seluruh caleg asal dapil 3 yang dikenal dengan dapil neraka.
Tak hanya itu, suara tersebut juga mengantarkan Laila menjadi peraih suara terbanyak untuk caleg perempuan se-Surabaya pada periode ini.
”Alhamdulillah, ini merupakan amanah dan tanggung jawab dari masyarakat yang harus dijaga. Insya Allah, kami di Fraksi PKB DPRD Surabaya senantiasa siap mengawal aspirasi dan menjembatani warga dengan pemerintahannya,” ucap Laila Mufidah, yang pada periode sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua DPRD Surabaya.
Pada prosesi pelantikan, bendahara DPC PKB Surabaya ini tampil anggun dengan mengenakan busana batik berkelir hijau. Makin spesial, ketiga putranya turut hadir mendampingi. Yakni, M Athfal Ardhan Habibi, M Hifzhan Suasan Al Farabi, dan putra bungsu M Rafli Azrial Al Qorni.
Ketiga putra dari sosok perempuan yang juga menjabat sebagai wakil sekretaris DPW PKB Jatim ini patut berbangga hati. Sebab, tidak banyak politisi perempuan yang berhasil lolos dalam kontestasi pileg. Totalnya hanya 10 caleg yang dilantik sebagai anggota dewan baru di Kota Pahlawan.
Mantan sekretaris umum Fatayat NU Surabaya ini perolehan suaranya konsisten merangsek naik selama tiga periode terakhir.
Kuncinya, kata Laila, adalah mengutamakan politik santun. Selain itu, sebagai ketua Perempuan Bangsa Surabaya dan bendahara umum Perempuan Bangsa Jatim, menurutnya sangat penting menjunjung prinsip-prinsip Islam moderat yang inklusif serta toleran.
Tak kalah penting, peduli terhadap pemberdayaan perempuan, mendorong perjuangan perdamaian secara jurdil, dan berkeadilan sosial. Hal itu pula dinilainya selaras dengan visi-misi PKB.
”Sejak menjadi kader hingga diberikan amanah sebagai pengurus PKB Surabaya pada 2004, modal pertama yang harus dijaga adalah mengutamakan politik santun,” tutur Laila Mufidah.
Berangkat dari sini, Laila kemudian terus berbenah diri. Dia tak putus dalam menjunjung dan menguatkan nilai-nilai keagamaan yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) ke dalam ranah politik.