DIAGRAMKOTA.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan komitmen kuat dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dengan menetapkan target ambisius untuk mencapai nol persen pada akhir tahun 2024.
Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menekankan tekadnya untuk memberantas kemiskinan ekstrem di provinsi ini setelah mencatat penurunan signifikan dalam empat tahun terakhir.
Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) per Maret 2024, angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur telah turun dari 4,40 persen pada tahun 2020 menjadi 0,66 persen, yang setara dengan 268.645 jiwa.
Penurunan sebesar 3,74 persen ini melampaui penurunan kemiskinan ekstrem nasional yang mencapai 3,07 persen poin dalam periode yang sama.
Pj. Gubernur Adhy Karyono mengapresiasi pencapaian ini sebagai hasil dari kebijakan penanganan kemiskinan yang terintegrasi dan konsisten selama lima tahun terakhir, yang dipelopori oleh kepemimpinan Ibu Khofifah Indar Parawansa dan Pak Emil Elistianto Dardak.
Ia menegaskan bahwa berbagai program dan strategi, seperti pemberian insentif fiskal, pengadaan pasar murah, serta penyediaan air bersih untuk daerah-daerah yang memerlukan, menjadi kunci keberhasilan tersebut.
“Alhamdulillah, angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur turun secara signifikan. Ini adalah hasil dari berbagai kebijakan dan program penanganan kemiskinan yang terintegrasi. Kami akan terus melanjutkan program-program ini dan bekerja sama dengan semua pihak untuk mencapai target nol kemiskinan ekstrem,” kata Adhy Karyono di Surabaya.
Beberapa program utama yang telah diimplementasikan termasuk Program Keluarga Harapan Plus (PKH Plus), Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASDP), serta bantuan pendidikan dan kesehatan bagi keluarga miskin. Selain itu, program pemberdayaan ekonomi seperti Program Pemberdayaan Usaha Perempuan (Jatim Puspa) dan kredit UMKM juga berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Upaya lain mencakup rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), pembangunan sanitasi, dan elektrifikasi untuk mengurangi kantong-kantong kemiskinan di wilayah tertentu. Penyaluran kredit UMKM juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan total penyaluran mencapai Rp217,79 triliun pada triwulan I 2024.
Pj. Gubernur Adhy Karyono menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target nol persen kemiskinan ekstrem. Namun, ia optimis bahwa dengan melanjutkan program yang ada dan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, Jawa Timur dapat mengatasi kemiskinan ekstrem secara menyeluruh.
“Kami masih memiliki banyak pekerjaan. Kami tidak akan berhenti sampai kemiskinan ekstrem di Jawa Timur benar-benar mencapai angka nol. Ini adalah cita-cita bangsa yang tertuang dalam Undang-Undang 1945,” tutupnya.
Dengan strategi yang terencana dan tekad yang kuat, Jawa Timur mengambil langkah nyata menuju pengentasan kemiskinan ekstrem, memberikan harapan bagi masyarakat yang membutuhkan, dan menunjukkan kepemimpinan visioner dalam menghadapi tantangan sosial ekonomi. (dk/yud)