Gunung Semeru Kembali Erupsi Masyarakat Diminta Tetap Waspada

PERISTIWA695 Dilihat

Diagram Kota MalangGunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Sabtu malam, 16 Maret 2024, pukul 22.13 WIB. Meskipun tinggi kolom erupsi tidak teramati, erupsi ini tercatat selama 127 detik.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, melaporkan bahwa erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 16 Maret 2024, pukul 22.13 WIB, namun tinggi kolom erupsi tidak teramati,” kata Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulis yang diterima diagramkota.com, Minggu (17/3/2024) pagi.

Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, telah mengalami 118 letusan dalam periode waktu sejak 1 Januari hingga 16 Maret 2024 pukul 23.00 WIB.

Baca Juga :  Kisah Ibu dan Bayi Tertahan, Armuji Bereskan Biaya Klinik hingga Uang Kos Warga

Dalam laporannya Sigit juga menjelaskan, aktivitas Gunung Semeru tercatat mengalami gempa letusan/erupsi sebanyak 28 kali dalam pengamatan kegempaan pada Sabtu pukul 12.00-18.00 WIB, dengan amplitudo 10-22 mm dan durasi 45-120 detik.

Meskipun visual Gunung Semeru masih terlihat jelas hingga tertutup kabut, asap kawah tidak teramati dan cuaca berawan hingga hujan, masyarakat tetap diminta waspada. Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Baca Juga :  Unesa Anugerahkan Penghargaan bagi Lembaga Berprestasi di Bidang Disabilitas, Seni-Budaya, dan Olahraga

Radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru juga dianggap rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar), sehingga masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di area tersebut.

Dalam menghadapi potensi bahaya dari Gunung Semeru, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan kemungkinan terjadinya letusan lebih lanjut. Pentingnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana alam.

Peran PVMBG dan petugas pengamatan Gunung Semeru sangat penting dalam memberikan informasi dan rekomendasi kepada masyarakat. Dengan mematuhi instruksi dan anjuran yang diberikan, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko dan melindungi diri mereka sendiri.

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu malam menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh gunung berapi ini. Dalam menghadapi bencana alam, kewaspadaan dan kesiapan adalah kunci untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat. (dk/mahsus)

Baca Juga :  Sinergi Pemerintah dan Komunitas: Bayi Bima Surabaya Kini Punya Akta dan BPJS Aktif

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *