Produksi Padi Trenggalek Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 19 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Produksi beras di Kabupaten Trenggalek diperkirakan akan mencapai angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nurhadi, yang menganggap beberapa faktor berpengaruh terhadap peningkatan hasil panen.
Salah satu penyebab utamanya adalah Indeks Pertanaman (IP) padi atau rata-rata jumlah masa tanam dalam setahun yang tinggi, yaitu mencapai 2,56.
Dengan angka tersebut, pada tahun ini hampir seluruh lahan persawahan mampu menjalani tiga musim tanam dalam satu tahun.
“Jauh berbeda dengan tahun lalu yang IP-nya hanya 1,98 atau petani hanya melakukan 2 kali masa tanam padi akibat fenomena El Nino gorila yang menyebabkan kekeringan parah,” ujarnya.
Dengan meningkatnya Indeks Produktivitas, menunjukkan bahwa luas area tanam di Trenggalek juga mengalami peningkatan. Akibatnya, produksi beras mengalami kenaikan yang cukup besar.
“Kami telah mencatat produksi beras di Trenggalek hingga hari ini mencapai 264 ribu ton. Produksi beras tertinggi dalam 10 tahun terakhir tahun ini,” katanya.
Cuaca dan Infrastruktur Mendukung
Imam menyampaikan, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab kenaikan IP dan hasil panen padi di Trenggalek.
Pertama adalah iklim yang mendukung. Curah hujan yang tinggi sepanjang tahun memberikan dampak baik terhadap tanaman padi karena tersedia banyak cadangan air.
Hal ini didukung oleh sistem irigasi yang didukung oleh pemerintah, sehingga para petani lebih mudah melakukan pengairan pada lahan persawahan mereka.
“Kenaikan IP juga berdampak pada penyerapan pupuk subsidi yang baik. Karena masa tanam petani akan menentukan penyerapan pupuk subsidi,” katanya.
Mendekati akhir tahun 2025, penyerapan pupuk subsidi telah mencapai 80 persen. Imam memprediksi penyerapan bisa mencapai 90 persen pada akhir bulan Desember berikutnya.
“Jika pada tahun 2024 penyerapan pupuk subsidi sekitar 80 persen, berarti tahun ini pasti lebih tinggi,” katanya.
Selain peningkatan IP, kebijakan pemerintah pusat yang telah mengurangi harga pupuk subsidi sebesar 20 persen sejak Oktober lalu juga mendapat respon positif dari para petani.
“Karena penurunan harga pupuk subsidi, diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian khususnya di Trenggalek,” tutupnya. ***





Saat ini belum ada komentar