Investigasi Korupsi Whoosh, KPK Ajak Masyarakat Gunakan Kereta Cepat
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 8 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta publik tetap memakai kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh meskipun saat ini lembaga antirasuah sedang mengusut dugaan tindak pidana korupsi terkait transportasi umum tersebut. KPK kini diketahui sedang menyelidiki dugaanmark up atau penggelembungan harga dalam proyek itu.
“Silakan masyarakat untuk tetap bisa menggunakan layanan kereta cepat sebagai salah satu mode transportasi,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Budi menjelaskan, KPK tidak ingin proses hukum yang sedang berjalan saat ini mengakibatkan mengganggu pelayanan publik yang diselenggarakan oleh PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero). “Penyelidikan perkara ini, saat ini masih terus berprogres,” ujar Budi.
Budi menjelaskan KPK saat ini masih mencari bukti-bukti maupun petunjuk terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek Whoosh dengan profesional untuk bisa membuat terang perkara tersebut. “Nanti tentu kami akan sampaikan secara berkala seperti apa perkembangannya karena memang setiap penanganan perkara di KPK, kami selalu update (beri tahu) kepada publik sebagai salah satu bentuk transparansi kami,” katanya.
Berdasarkan laman perusahaan, PT KAI merupakan pemegang saham terbanyak dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan sebanyak 58,53 persen. Sementara itu, PT PSBI memegang 60 persen saham, dan 40 persen lainnya dipegang oleh konsorsium perusahaan perkeretaapian China yang dinamakan Beijing Yawan HSR Co Ltd.
Sebelumnya, mantan menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025, yakni Mahfud MD Official, mengungkapkan ada dugaan tindak pidana korupsi dalam bentuk penggelembungan anggaran atau mark up di proyek Whoosh.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” katanya.
Ia melanjutkan, “Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini.”
Pada 16 Oktober 2025, KPK meminta Mahfud MD mengajukan laporan terkait dugaan tindak pidana korupsi di dalam proyek Whoosh.
Setelah itu, Mahfud MD dan KPK saling merespons mengenai isu tersebut. Pada tanggal 26 Oktober 2025, Mahfud menyatakan siap dipanggil oleh KPK untuk memberikan keterangan terkait dugaan tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan Whoosh.
Sementara itu, KPK pada 27 Oktober 2025, mengumumkan adanya dugaan tindak pidana korupsi terkait Whoosh yang telah memasuki tahap penyelidikan sejak awal 2025.





Saat ini belum ada komentar