Satgas Madago Raya Gunakan Pendekatan Sosial untuk Perkuat Perdamaian di Poso
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 13 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM— Di tengah upaya panjang memulihkan kedamaian di Poso, Operasi Madago Raya mengambil langkah yang jarang diangkat ke permukaan: membangun kepercayaan melalui aksi kemanusiaan. Pada Selasa (28/10/2025), personel Satgas III Preventif Pos Kamtibmas Tabalu mendatangi rumah seorang mantan narapidana terorisme, Adrian, untuk menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako.
Kunjungan itu tampak sederhana — empat personel datang membawa bahan kebutuhan pokok — namun di baliknya tersimpan pesan yang kuat: bahwa keamanan tak hanya dibangun dengan senjata, melainkan juga dengan empati. Dipimpin oleh Aipda Dodig Aldino Putro, tim Satgas berinteraksi langsung dengan Adrian dan keluarganya dalam suasana penuh keakraban.
Bagi Satgas Madago Raya, tindakan kecil seperti ini adalah bagian dari strategi besar. Kombes Pol. Kurniawan Tandi Rongre, Kasatgas III Preventif sekaligus Dansat Brimob Polda Sulawesi Tengah, menegaskan bahwa pendekatan kemanusiaan menjadi poros penting dalam mencegah munculnya kembali ekstremisme di wilayah yang pernah bergolak ini. “Negara hadir bukan hanya untuk menegakkan hukum, tapi juga untuk merangkul,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemberian bantuan sosial bukan sekadar formalitas, melainkan simbol penerimaan terhadap mereka yang telah memilih kembali ke pangkuan NKRI. “Ketika mantan pelaku merasa diterima dan dihargai, maka ruang bagi radikalisme untuk tumbuh menjadi semakin sempit,” kata Kombes Kurniawan.
Dalam pertemuan itu, personel Satgas tidak hanya menyerahkan bantuan, tetapi juga membuka ruang dialog. Mereka menyampaikan pesan-pesan keamanan, serta mendorong Adrian untuk terus berkomunikasi dengan aparat jika melihat potensi gangguan di lingkungan sekitar. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dalam jangka panjang dibanding sekadar tindakan represif.
Adrian, yang kini menjalani kehidupan tenang bersama keluarganya, menyambut baik kedatangan tersebut. Ia mengungkapkan rasa syukur atas perhatian yang diberikan. “Saya berterima kasih karena masih dianggap sebagai bagian dari masyarakat. Saya ingin hidup biasa, bekerja, dan mendidik anak-anak saya dengan damai,” ujarnya dengan suara lembut namun penuh keyakinan.
Tindakan yang diambil oleh Satgas Madago Raya menunjukkan perubahan pola dalam menjaga ketertiban di wilayah yang rentan konflik. Dulu, kegiatan keamanan sering dikaitkan dengan penangkapan dan pemberantasan, kini yang menjadi fokus adalahpendekatan sosial dan deradikalisasi berbasis komunitas. Strategi ini diakui banyak pihak sebagai kunci keberhasilan menjaga stabilitas jangka panjang di Poso.
Dalam konteks yang lebih luas, apa yang dilakukan di Poso bisa menjadi model nasional. Di berbagai negara, upaya reintegrasi eks pelaku ekstremisme sering kali menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal penerimaan sosial. Namun, dengan melibatkan aparat keamanan secara humanis, Indonesia menunjukkan bahwa rekonsiliasi bukan hal mustahil.
Bagi warga Poso, kehadiran Madago Raya bukan hanya menjadi tanda dari operasi keamanan, tetapi juga sebagai simbol harapan. Kegiatan sosial semacam ini menyampaikan pesan bahwa perdamaian tidak muncul dari rasa takut, melainkan dari rasa saling percaya.
Di ujung hari, ketika paket sembako telah berpindah tangan dan percakapan ringan selesai, satu hal menjadi jelas: membangun perdamaian memerlukan kesabaran — dan kadang, semuanya berawal dari langkah kecil yang penuh ketulusan.***





Saat ini belum ada komentar