Meriahnya Pawai Lampion dengan 2.000 Peserta di Tanjungpinang
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 5 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Perayaan Festival Mooncake 2025 di Tanjungpinang Menunjukkan Toleransi Budaya yang Tinggi
DIAGRAMKOTA.COM – Pawai lampion dalam rangka perayaan Festival Mooncake 2025 berlangsung meriah di sepanjang Jalan Teuku Umar hingga Jalan Merdeka, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Acara ini diikuti oleh sekitar 2.000 peserta yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat, suku, dan agama, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Festival yang diselenggarakan oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Tanjungpinang-Kabupaten Bintan ini menjadi bukti bahwa toleransi antarumat beragama di kota tersebut sangat tinggi. Ketua Panitia Festival Mooncake 2025, Rudy Santoso, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang turut serta dalam memeriahkan acara ini.
Menurut Rudy, pawai lampion ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya Tionghoa di Tanjungpinang, tetapi juga sebagai wujud harapan dan kebahagiaan bagi masa depan yang lebih baik. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. PSMTI juga mengucapkan apresiasi kepada pemerintah daerah, stakeholder, dan para sponsor yang mendukung penyelenggaraan festival budaya ini.
“Ini merupakan pertama kalinya PSMTI menyelenggarakan festival ini. Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut setiap tahunnya dan bahkan masuk ke dalam kalender wisata Kepri, khususnya Kota Tanjungpinang,” ujar Rudy.
Acara puncak Festival Mooncake 2025 diadakan di Jalan Merdeka Tanjungpinang pada malam hari, dengan berbagai penampilan kesenian menarik serta hadirnya artis Tionghoa dari Medan dan Karimun. Selain itu, acara ini juga dilengkapi dengan bazar kuliner yang melibatkan sebanyak 200 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menunjukkan komitmennya untuk mendukung pelestarian budaya yang ada di pusat ibukota Provinsi Kepri tersebut, termasuk budaya Tionghoa melalui Festival Mooncake atau yang dikenal sebagai festival kue bulan.
Festival Mooncake adalah agenda tahunan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa untuk menyambut datangnya bulan purnama pada tanggal 15 di bulan kedelapan dalam kalender lunar. Perayaan ini biasanya identik dengan kegiatan makan kue bulan bersama keluarga sambil melihat bulan purnama.
Lis optimis bahwa ajang ini tidak hanya menjadi bentuk pelestarian budaya, tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi pelaku UMKM serta meningkatkan kunjungan wisatawan. Ia menambahkan bahwa melalui festival kue bulan ini, masyarakat Tanjungpinang semakin damai, harmonis, dan saling menghargai satu sama lain.
Keharmonisan ini ditandai dengan adanya Kelenteng Senggarang yang telah berusia lebih dari 300 tahun. Meski penduduk Tanjungpinang terdiri dari berbagai latar belakang etnis dan agama, mereka tetap hidup berdampingan secara harmonis. Hal ini membuktikan bahwa toleransi antarumat beragama di kota tersebut sudah terbangun sejak lama.
Saat ini belum ada komentar