Diagram Kota Solo – Generasi Z, yang sering disebut sebagai generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sering kali dianggap sebagai generasi yang labil dalam mengatur masalah keuangan, terutama dalam hal mengelola utang pinjol. Banyak dari mereka yang terjerat dalam hutang pinjol demi mendapatkan uang secara instan.
Namun, fenomena ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Perlu ada upaya untuk mengatasi masalah ini agar masa depan Generasi Z tidak terlilit utang pinjol yang berpotensi merugikan mereka.
Pemerhati Ekonomi Universitas Negeri Surakarta (UNS) Bhimo Rizky Samudro mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan Generasi Z rentan terjerat dalam utang pinjol adalah akses yang mudah. Pinjaman online (pinjol) menjadi semakin populer dan mudah diakses oleh mereka.
“Generasi Z cenderung berpikir bahwa yang penting adalah mendapatkan uang terlebih dahulu, tanpa mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul di kemudian hari. Selain itu, banyak dari mereka yang masih bergantung pada dana dari orang tua dan belum memiliki penghasilan tetap,” kata Bhimo dikutip diagramkota.com, Rabu (13/3/2024).
Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada peran aktif dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Pemerintah dapat memperketat aturan dan regulasi terkait pinjol di Indonesia.
“Kedepannya apabila tidak diatur, artinya kita mengatur generasi agak susah, kita mengatur bagaimana dari sisi aturan-aturan. Atau regulasi pinjolnya itu sendiri, setelah pinjol ini diatur kemudian bisa mengaturnya,” ucap Bhimo.
Dengan mengatur pinjol secara ketat, pemerintah dapat membantu mengendalikan perilaku Generasi Z dalam mengambil pinjaman yang berpotensi merugikan mereka di masa depan.
Selain itu, bunga yang diberikan oleh pinjol kepada Generasi Z juga perlu diatur. Bunga pinjaman yang tinggi dapat menjadi beban yang berat bagi mereka. Pemerintah perlu menekan dan mengatur bunga pinjaman yang dibebankan oleh pinjol kepada peminjam uang.
“Sebagai perbandingan, bunga pinjaman dari bank umum biasanya sekitar 7 persen. Mengapa tidak mengatur bunga pinjaman dari pinjol dengan persentase yang serupa? Atau bahkan melalui sistem teknologi yang digunakan oleh pinjol, dapat diatur agar bunga pinjaman menjadi lebih terjangkau bagi Generasi Z,” tambanya.
Selain itu, perlu juga memberikan pemahaman kepada Generasi Z tentang pentingnya mengelola keuangan dengan bijak. Edukasi mengenai manajemen keuangan, pengelolaan utang, dan investasi perlu diberikan kepada mereka sejak dini.
Dengan pemahaman yang baik tentang keuangan, Generasi Z akan lebih mampu mengambil keputusan yang cerdas dalam mengelola uang mereka dan menghindari terjerat dalam utang pinjol.
Dengan upaya yang bersama-sama, diharapkan Generasi Z dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan memiliki masa depan yang lebih cerah. (dk/aden)