Fenomena Hujan Es di Sidoarjo: Apakah Ini Akibat Perubahan Iklim?

PERISTIWA1435 Dilihat

Diagram Kota SidoarjoHujan lebat disertai butiran es dan angin kencang baru-baru ini melanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Fenomena ini mengejutkan banyak warga setempat, termasuk Rasta, seorang warga perumahan Taman Dhika  Kecamatan Buduran, Sidoarjo.

Dia mengaku terkejut ketika mendengar suara lemparan kerikil di atap teras rumahnya dan menyadari bahwa itu adalah hujan es. Hujan disertai angin kencang terjadi pada Senin (26/2/2024) sekitar pukul  16.00 WIB.

Tak hanya disertai butiran es, hujan deras juga disertai angin. Banyak pohon tumbang di kawasan Desa Cemengkalang. Pohon tumbang menutup jalan sehingga lalu lintas terganggu. Begitu juga di depan RS Delta Surya, sebuah pohon juga tumbang terkena angin kencang.

Baca Juga :  Sinergi Pemerintah dan Komunitas: Bayi Bima Surabaya Kini Punya Akta dan BPJS Aktif

Fenomena hujan es yang terjadi di Sidoarjo ini menimbulkan pertanyaan apakah ini merupakan akibat dari perubahan iklim yang sedang terjadi.

Perubahan iklim telah menjadi topik yang hangat dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak penelitian yang menunjukkan peningkatan suhu global dan perubahan pola cuaca yang ekstrem.

Salah satu teori yang mungkin menjelaskan fenomena hujan es ini adalah adanya peningkatan suhu di atmosfer yang menyebabkan terbentuknya awan yang lebih tinggi dan lebih dingin. Ketika awan ini mencapai ketinggian tertentu, butiran air di dalamnya membeku dan jatuh ke bumi sebagai hujan es.

Namun, untuk memastikan apakah fenomena hujan es ini benar-benar terkait dengan perubahan iklim, diperlukan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga :  Banjir Tak Kunjung Surut, Pembelajaran di SDN Banjarasri Dialihkan ke Daring

Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam pemahaman tentang perubahan iklim dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi pola cuaca, agar masyarakat tetap waspada.

Edukasi tentang perubahan iklim dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampaknya perlu ditingkatkan, baik melalui kampanye sosial maupun melalui pendidikan di sekolah.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim pancaroba karena ada potensi cuaca ekstrem.

“Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es,” ujar  Dwikorita, Minggu (25/2/2024).

Baca Juga :  Unesa Anugerahkan Penghargaan bagi Lembaga Berprestasi di Bidang Disabilitas, Seni-Budaya, dan Olahraga

Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan yang tepat, kita dapat melindungi lingkungan dan masyarakat dari dampak yang lebih buruk di masa depan.

Dalam menghadapi fenomena cuaca ekstrem seperti hujan es, penting bagi kita untuk tetap tenang dan waspada. Mengikuti perkembangan cuaca melalui sumber yang terpercaya. (dk/akha)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *