Solidaritas Siswa di Sidoarjo Donasikan Uang Jajan untuk Korban Bencana Sumatera
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 16 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Pendidikan karakter tidak hanya terbatas pada pembelajaran akademik, tetapi juga mencakup nilai-nilai kepedulian, solidaritas, dan rasa empati. Hal ini dibuktikan oleh ribuan siswa SD hingga SMP di Lembaga Pendidikan Al-Falah Darussalam, Desa Tropodo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Mereka tidak hanya melakukan shalat gaib untuk korban bencana alam di Sumatera, tetapi juga menggalang donasi dari uang jajan mereka sendiri.
Kegiatan Shalat Gaib dan Doa Bersama
Siswa-siswa tersebut melakukan shalat gaib bersama dengan guru-guru mereka. “Semoga shalat gaib yang tadi kami kerjakan sama ustad dan ustadzah, semoga dapat diterima sama Allah, biar para korban dapat dilapangkan jalannya,” ujar Muhammad Yusuf Sulaimansyah Ash Shiddiq, siswa kelas VI.
Kegiatan ini bukan sekadar ritual, tetapi menjadi bentuk ekspresi dukungan moral bagi korban bencana. Dengan shalat gaib, siswa belajar bahwa doa bisa menjadi bentuk bantuan nyata, meskipun secara fisik mereka tidak bisa langsung berada di lokasi bencana.
Donasi Uang Jajan sebagai Bentuk Kepedulian
Selain shalat gaib, siswa-siswa tersebut juga menggalang donasi. Uang yang dikumpulkan mayoritas berasal dari uang jajan mereka sendiri. “Uang yang kami donasikan ini berasal dari uang saku kami, yang kami sisihkan selama hampir seminggu,” ujar Syaibas Darma Saputra, siswa kelas IX.
Syaibas menambahkan, “Semoga uang hasil donasi ini bisa bermanfaat bagi korban bencana di Sumatera dan Aceh.” Ia juga berharap semua korban yang masih hilang dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Peran Sekolah dalam Pendidikan Karakter
Direktur Al-Falah Darussalam Tropodo, Ali Effendi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan karakter. “Shalat gaib dan penggalangan donasi ini bukan sekadar kegiatan rutinitas, tapi cara kami mengajarkan anak-anak arti gotong royong dan tolong-menolong dalam ajaran Islam,” ujarnya.
Pihak sekolah ingin menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini. Dengan begitu, siswa akan lebih peka terhadap kondisi masyarakat sekitar dan siap menjadi agen perubahan positif.
Penyaluran Bantuan yang Transparan
Ali Effendi menegaskan bahwa seluruh donasi yang terkumpul dari siswa, guru, hingga tenaga pendidik akan disalurkan ke titik-titik terdampak bencana melalui lembaga resmi. “Kami pastikan bantuan ini sampai kepada para korban yang membutuhkan. Semoga bisa menjadi amal jariyah bagi seluruh pihak yang berpartisipasi,” tegasnya.
Dengan penyaluran yang transparan, sekolah berkomitmen untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa setiap donasi benar-benar digunakan sesuai tujuan.
Dampak Bencana di Sumatera
Berdasarkan data dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, hingga Kamis (4/12/2025), total korban meninggal dunia mencapai 836 orang, dan 518 orang lainnya masih dinyatakan hilang dalam bencana ini.
Meski situasi masih sulit, kepedulian masyarakat seperti yang ditunjukkan oleh siswa-siswa di Sidoarjo memberikan harapan bahwa bantuan akan terus mengalir dan membantu para korban.
Kesadaran Berdonasi Sejak Dini
Kegiatan ini menjadi contoh bagaimana pendidikan karakter bisa ditanamkan sejak dini. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan sosial, sekolah tidak hanya memberikan ilmu akademik, tetapi juga membangun jiwa sosial yang tangguh dan peduli.
Dengan demikian, siswa-siswa di Sidoarjo menjadi contoh nyata bahwa kepedulian dan solidaritas bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti menyisihkan uang jajan untuk bantuan korban bencana. ***





Saat ini belum ada komentar