Proyeksi Kenaikan Saham INET: Potensi Besar di Pasar Modal Diperkirakan Melonjak ke Rp 1.350
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Rab, 10 Des 2025
- comment 0 komentar

Pasar modal Indonesia kembali menunjukkan tanda-tanda positif dengan pembukaan suspensi perdagangan saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Keputusan ini menjadi momentum penting bagi investor dan analis pasar yang memperhatikan kinerja perusahaan tersebut. Dengan pembukaan suspensi, saham INET diproyeksikan mengalami peningkatan signifikan, mencapai level Rp 1.350 per saham.
Kinerja Finansial yang Mengesankan
DIAGRAMKOTA.COM – Dalam laporan terbaru, Samuel Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi Spec-BUY untuk saham INET. Rekomendasi ini didasarkan pada kinerja finansial yang sangat baik dari perusahaan. Pendapatan INET pada sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp 68,6 miliar, meningkat sebesar 190,5 persen secara tahunan (YoY). Laba bersih juga melonjak 818,9 persen menjadi Rp 19,4 miliar, setara 86 persen dari estimasi setahun penuh.
Pertumbuhan pendapatan terutama berasal dari segmen layanan internet (ISP), yang menyumbang Rp 67 miliar atau naik 188,4 persen YoY. Kinerja ini turut terdorong oleh lonjakan jumlah pelanggan PT Solusi Sinergi Digital (WIFI), mitra INET, yang tumbuh pesat dari 220.000 pelanggan pada Desember 2024 menjadi 1,5 juta pelanggan pada September 2025.
Peningkatan Profitabilitas
Samuel Sekuritas juga menyoroti peningkatan signifikan pada sisi profitabilitas. Pada kuartal III-2025, INET membukukan gross profit margin (GPM) sebesar 66,3 persen, meningkat dari 51,6 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Marjin EBITDA melompat tajam menjadi 76,4 persen dari 26,8 persen, dengan nilai EBITDA mencapai Rp 18 miliar atau naik 728,8 persen YoY.
Rencana Ekspansi yang Ambisius
Perseroan tengah menyiapkan rencana ekspansi besar yang membutuhkan pendanaan sekitar Rp 4,2 triliun. Dana tersebut akan diperoleh melalui rights issue sebesar Rp 3,2 triliun pada 2025, yang saat ini menunggu persetujuan OJK, serta penerbitan obligasi senilai Rp 1 triliun pada 2026. Pendanaan tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan kabel bawah laut, proyek Fiber To The Home (FTTH), layanan internet berbasis node, serta akuisisi PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) dan PT Trans Hybrid Communication (THC) guna memperkuat kapasitas kontraktor FTTH dan managed services.
Proyeksi Laba yang Agresif
Dengan dukungan ekspansi tersebut, proyeksi laba INET ke depan diperkirakan semakin agresif. Pada 2026, laba bersih diproyeksikan mencapai Rp 257 miliar atau tumbuh 849,2 persen YoY, dan melesat menjadi Rp 736 miliar pada 2027 atau tumbuh 185,7 persen YoY. Samuel Sekuritas memasang target harga baru Rp 1.350 per saham, mengacu pada valuasi EV/EBITDA 2027F di kisaran 25 kali.
Risiko yang Perlu Dicermati
Meski prospeknya kuat, beberapa risiko tetap perlu dicermati, seperti potensi keterlambatan ekspansi, pertumbuhan pelanggan yang tidak sesuai proyeksi, serta tekanan daya beli masyarakat. Untuk tahun 2026, pendapatan INET diperkirakan mencapai Rp 942 miliar atau tumbuh 284 persen YoY, dengan marjin EBITDA berada pada kisaran 66-70 persen.
Saham INET menunjukkan potensi besar dalam pasar modal Indonesia. Dengan kinerja finansial yang mengesankan, proyeksi laba yang agresif, dan rencana ekspansi yang ambisius, INET menjadi salah satu emiten yang patut diperhatikan oleh investor. Meskipun ada risiko yang perlu diperhatikan, prospek jangka panjang perusahaan tampak cerah. ***





Saat ini belum ada komentar