Pergerakan Saham BCA yang Mengkhawatirkan Investor Turun Tajam
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 9 Des 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mengalami penurunan signifikan pada sesi perdagangan hari Selasa, 9 Desember 2025. Pada pukul 11.30 WIB, harga saham BCA berada di level Rp 8.125 per lembar, turun sebesar 2,11% dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan ini terjadi setelah sejumlah besar investor melakukan aksi jual dalam transaksi perdagangan.
Data yang dikumpulkan dari aplikasi Stockbit Sekuritas menunjukkan bahwa saham BBCA mencatatkan net sell sebesar Rp 156 miliar, angka tertinggi dibandingkan saham-saham lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih menjual saham BCA daripada membelinya dalam sesi perdagangan tersebut.
Sebelumnya, saham BCA sempat stagnan pada perdagangan Senin, 8 Desember 2025. Namun, selama seminggu terakhir, saham bank swasta terbesar di Indonesia ini cenderung melemah. Dalam satu bulan terakhir, harga saham BCA turun sekitar 6%, menunjukkan tren penurunan yang cukup konsisten.
Analisis dan Prediksi dari Ahli Pasar
Dalam laporan mingguan awal pekan ini, Phintraco Sekuritas memberikan strategi investasi untuk saham BCA. Mereka menyarankan investor untuk mempertimbangkan speculative buy pada saham BCA dengan titik masuk yang ideal di level Rp 8.200. Target harga yang diberikan oleh analis adalah antara Rp 8.700 hingga Rp 9.000. Namun, mereka juga menyarankan adanya batasan risiko dengan stoploss di level Rp 7.950.
Analisis ini menunjukkan bahwa meskipun ada potensi kenaikan harga saham BCA, investor tetap harus waspada terhadap fluktuasi pasar yang bisa terjadi. Kondisi pasar keuangan saat ini dinilai masih sangat rentan terhadap perubahan, terutama karena pengaruh dari suku bunga Amerika Serikat (AS) yang terus berfluktuasi.
Faktor Penyebab Penurunan Harga Saham
Beberapa faktor dapat menjadi penyebab penurunan harga saham BCA. Salah satunya adalah aktivitas jual beli saham yang tinggi akibat ketidakpastian ekonomi makro. Selain itu, kondisi rupiah yang masih rentan juga turut memengaruhi sentimen pasar terhadap saham-saham unggulan.
Pada hari yang sama, kurs rupiah mengalami sedikit penguatan setelah sebelumnya mengalami tekanan. Rupiah sempat menguat 25 poin di level Rp 16.676. Meski demikian, tekanan dari suku bunga AS masih menjadi ancaman bagi nilai tukar rupiah dan kinerja saham-saham sektor finansial.
Strategi Jangka Panjang untuk Saham BCA
Meskipun saat ini saham BCA mengalami penurunan, beberapa ahli pasar percaya bahwa saham ini memiliki potensi untuk pulih dalam jangka panjang. Terlebih, BCA merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar yang stabil dan sistem operasional yang solid.
Selain itu, BCA juga aktif dalam berbagai program seperti buyback saham, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai saham dan memperkuat kepercayaan investor. Program ini biasanya dilakukan ketika harga saham terlalu rendah dan diperlukan tindakan untuk menstabilkan pasar.
Rekomendasi untuk Investor
Bagi investor yang ingin mempertimbangkan saham BCA, penting untuk memantau perkembangan pasar secara berkala. Investasi pada saham BCA tidak hanya bergantung pada harga saat ini, tetapi juga pada kondisi ekonomi secara keseluruhan serta kebijakan perusahaan.
Ketika harga saham turun, ini bisa menjadi peluang untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah. Namun, investor harus tetap memperhatikan risiko dan memastikan bahwa mereka memiliki strategi yang jelas dalam mengelola portofolio investasi. ***





Saat ini belum ada komentar