Bertahan, Bupati Lumajang: Warga Sumberlangsep yang Terkena Lahar Semeru Pernah Menolak Relokasi
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Ming, 7 Des 2025
- comment 0 komentar

Alasan Warga Menolak Relokasi
DIAGRAMKOTA.COM – Warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pernah ditawarkan untuk direlokasi oleh pemerintah setelah bencana banjir lahar Gunung Semeru. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh sebagian besar penduduk dusun yang terletak di kawasan rawan bencana.
Bupati Lumajang Indah Amperawati menjelaskan bahwa relokasi dilakukan pasca-erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021. Saat itu, pemerintah mengganti tempat tinggal warga yang berada di zona merah atau kawasan rawan bencana (KRB) III. Sebanyak lebih dari 1.900 rumah dibangun di hunian tetap Bumi Semeru Damai (BSD) Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, sebagai alternatif tempat tinggal.
Namun, 137 kepala keluarga (KK) dari Dusun Sumberlangsep juga turut ditawarkan untuk pindah. Tapi mereka memilih menolak. “Sebenarnya kami sudah mengimbau warga agar tidak lagi tinggal di Sumberlangsep. Kami pernah menawarkan hunian tetap, tapi mereka tidak mau,” kata Indah saat meninjau lokasi banjir lahar di Jugosari, Minggu (7/12/2025).
Keterkaitan dengan Mata Pencaharian
Alasan utama warga menolak relokasi adalah karena mata pencaharian mereka sangat berkaitan dengan wilayah Sumberlangsep. Wilayah ini memiliki lahan pertanian yang subur, sehingga banyak warga yang bergantung pada aktivitas pertanian dan peternakan.
“Karena mata pencaharian dan lahan disini memang subur dan ini sebagian mengungsi sebagian di atas bukit,” ujar Indah. Ia menambahkan bahwa sebagian warga memilih naik ke perbukitan untuk menghindari dampak banjir lahar, meskipun kondisi tersebut sangat berisiko.
Nur Hasan, salah satu warga Sumberlangsep, mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang masa depan jika harus pindah ke tempat baru. “Kami takut di tempat baru tidak dapat pekerjaan, kan tidak mungkin pemerintah bantu kami setiap hari,” katanya.
Kondisi Terkini Pasca-Banjir Lahar
Banjir lahar Semeru menerjang aliran Sungai Regoyo dan meluber ke permukiman warga di Dusun Sumberlangsep pada Sabtu (6/12/2025). Akibatnya, sebanyak 137 KK terisolir. Selain itu, 15 rumah warga dan satu bangunan masjid tertimbun material pasir yang terbawa banjir hingga ketinggian empat meter.
Meski situasi sulit, sebagian warga tetap memilih untuk tinggal dan mencari cara bertahan. Beberapa dari mereka memilih mengungsi ke perbukitan sementara yang lain mencoba memulihkan barang dan ternak mereka.
Upaya Pemerintah dalam Membantu
Pemerintah kabupaten Lumajang telah melakukan berbagai upaya untuk membantu warga terdampak. Termasuk dalam hal distribusi logistik dan evakuasi. Beberapa bantuan seperti makanan dan perlengkapan dasar telah disalurkan kepada warga yang terisolir.
Selain itu, beberapa ibu hamil yang enggan dievakuasi memilih untuk mengungsi ke bukit. Hal ini menunjukkan bahwa warga Sumberlangsep sangat kuat dalam menghadapi bencana, meski harus mengambil risiko yang cukup besar.
Perspektif Warga tentang Keberlanjutan Hidup
Warga Sumberlangsep tidak hanya ingin bertahan, tetapi juga berharap bisa hidup secara mandiri di tempat mereka. Mereka menginginkan solusi jangka panjang yang bisa menjamin kehidupan mereka tanpa harus meninggalkan dusun yang telah menjadi bagian dari sejarah dan identitas mereka.
“Bukan hanya soal bantuan darurat, tapi juga solusi permanen yang bisa membuat kami tetap hidup di sini tanpa khawatir akan bencana,” ujar Nur Hasan. Ia berharap pemerintah bisa memberikan dukungan yang lebih baik untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga di kawasan rawan bencana. ***





Saat ini belum ada komentar