Tragedi Mushala Al Khoziny, 3 Santri Gugur Saat Shalat Ashar dan Dikukuhkan Syahid oleh Menag
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 2 Okt 2025
- comment 0 komentar
Tragedi Ambruknya Mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Jawa Timur
DIAGRAMKOTA.COM – Pada Senin (29/9/2025) sore, sebuah peristiwa memilukan terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Sebuah mushala tiga lantai yang sedang dalam proses pembangunan tiba-tiba ambruk saat digunakan oleh santri untuk melaksanakan shalat Ashar. Kejadian ini menyebabkan tiga santri meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami cedera berbagai tingkatan.
Kronologi Peristiwa
Bangunan yang difungsikan sebagai mushala bagi santri putra tersebut tiba-tiba runtuh sekitar pukul 15.00 WIB. Saat kejadian, puluhan santri sedang menjalani ibadah. Tiba-tiba, suara gemuruh dan debu pekat membuat suasana menjadi mencekam. Reruntuhan beton menimpa para santri yang berada di dalam mushala, sehingga menimbulkan kepanikan besar.
Petugas gabungan, termasuk relawan, langsung melakukan evakuasi. Data sementara menyebutkan bahwa lebih dari seratus orang berhasil diselamatkan. Mayoritas korban mengalami luka ringan dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat, seperti RS Notopuro dan RS Siti Hajar Sidoarjo. Namun, beberapa santri masih terjebak dalam reruntuhan dan membutuhkan bantuan ekstra untuk dievakuasi.
Identitas Korban Meninggal
Tiga santri dinyatakan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan. Berikut adalah identitas mereka:
- Maulana Ibrahimific (15 tahun), asal Bangkalan, berdomisili di Surabaya.
- Mashudul Haq (14 tahun), asal Surabaya.
- Muhammad Sholeh (22 tahun), asal Bangka Belitung.
Dua di antara korban wafat di lokasi kejadian, sedangkan satu lainnya meninggal setelah mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Jenazah ketiga korban telah dipulangkan ke daerah asal masing-masing untuk dimakamkan.
Pernyataan Menteri Agama
Menteri Agama KH. Nasaruddin Umar yang meninjau langsung lokasi kejadian menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga korban. Ia menyebut bahwa para santri yang wafat dalam peristiwa ini insya Allah tergolong syuhada.
“Insya Allah, mereka wafat dalam keadaan syahid. Anak-anak ini sedang beribadah dan menuntut ilmu di pesantren. Kepergian mereka tentu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya memastikan keamanan bangunan di lingkungan pendidikan, terutama pondok pesantren yang dihuni ribuan santri.
Kondisi Bangunan Sebelum Ambruk
Menurut informasi, bangunan mushala tiga lantai tersebut sedang dalam tahap pengecoran lantai atas ketika kejadian terjadi. Struktur bangunan yang belum sepenuhnya selesai diduga menjadi penyebab utama robohnya gedung. Meski demikian, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan oleh pihak berwenang untuk memastikan penyebab pastinya.
Para santri yang selamat menceritakan detik-detik mencekam saat atap dan lantai bangunan mulai runtuh. Suara gemuruh diikuti debu pekat membuat banyak di antara mereka panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Evakuasi dan Penanganan Korban
Tim SAR gabungan, TNI, Polri, serta relawan terus melakukan evakuasi dengan menggunakan alat berat untuk mengangkat reruntuhan. Kantor SAR Surabaya mencatat total korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 102 orang. Dari jumlah tersebut, 11 orang dievakuasi petugas, sementara sisanya keluar dengan upaya sendiri.
Sebagian besar korban luka sudah mendapat perawatan medis, dan banyak di antaranya telah dipulangkan ke rumah masing-masing. Namun, kondisi beberapa santri masih memerlukan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.
Doa dan Harapan bagi Para Santri
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan warga pesantren. Sejumlah tokoh agama dan masyarakat mengajak umat untuk mendoakan para korban yang meninggal dunia agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah, serta mendoakan para santri yang terluka agar segera pulih.
Selain itu, peristiwa ini juga menjadi peringatan akan pentingnya pengawasan kualitas bangunan di pondok pesantren maupun lembaga pendidikan lain, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Saat ini belum ada komentar