Suhu Surabaya 36 Derajat Terasa seperti 41 Derajat, Ini Penjelasan BMKG
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 2 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Suhu di Surabaya Terasa Lebih Panas, Ini Penjelasan Ahli Cuaca
DIAGRAMKOTA.COM – Beberapa waktu terakhir, masyarakat di Surabaya merasakan suhu yang terasa lebih panas dibandingkan biasanya. Hal ini menjadi perhatian khusus dari para ahli cuaca, terutama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Mereka mengungkapkan berbagai faktor yang menyebabkan kondisi tersebut.
Menurut Prakirawan Cuaca BMKG Kelas I Juanda, Shanas Prayuda, peningkatan suhu ini disebabkan oleh posisi matahari yang berada tepat di garis ekuator. Akibatnya, sinar matahari datang secara tegak lurus dengan permukaan bumi. Selain itu, tipisnya tutupan awan juga memperparah keadaan. “Tidak adanya hambatan dari awan membuat sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi,” ujarnya.
Shanas menambahkan bahwa kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga sekitar awal Oktober. Pada masa tersebut, wilayah Jawa Timur sedang dalam periode peralihan musim kemarau ke musim hujan. “Suhu akan mulai menurun pada bulan Oktober karena wilayah Jawa Timur mulai memasuki masa peralihan musim,” jelasnya.
Selain itu, Prakirawan Cuaca lainnya, Oky Sukma Hakim, menyampaikan bahwa suhu udara di Surabaya telah mencapai 36 derajat Celsius. Namun, rasa panas yang dirasakan manusia bisa mencapai 40 hingga 41 derajat Celsius akibat kelembapan yang tinggi. “Suhu udara dan suhu yang dirasakan tubuh berbeda. Saat kelembapan tinggi, tubuh akan merasa lebih panas,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa memasuki bulan Oktober, tutupan awan akan semakin banyak. Hal ini akan mengurangi intensitas sinar matahari yang menyengat. Namun, kelembapan akan meningkat, sehingga suasana akan terasa lebih gerah. “Periode saat ini panas mataharinya cukup menyengat, tetapi nanti di awal Oktober kondisi cuaca akan terasa lebih panas dan gerah,” paparnya.
Surabaya termasuk salah satu kota terpanas di Jawa Timur dengan prakiraan suhu maksimum mencapai 36 derajat Celsius. Meskipun ada beberapa wilayah lain seperti Kediri, Sidoarjo, dan Bojonegoro yang juga memiliki suhu tinggi, Surabaya tetap menjadi perhatian utama.
Oky menyarankan masyarakat agar selalu menggunakan perlindungan ketika beraktivitas di luar ruangan. Misalnya, menggunakan tabir surya dan pakaian pelindung seperti jaket atau topi. Selain itu, penting untuk memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi.
Ia juga menekankan bahwa awal Oktober akan menjadi masa peralihan musim yang sering kali diiringi cuaca ekstrem. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu. Dengan informasi dan persiapan yang baik, masyarakat dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat perubahan iklim.
Saat ini belum ada komentar