Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » SERBA-SERBI » Rasa Kekasih di Lembah Lewotobi Flores Timur

Rasa Kekasih di Lembah Lewotobi Flores Timur

  • account_circle Diagram Kota
  • calendar_month 21 jam yang lalu
  • comment 0 komentar

Kehidupan sebagai Penyintas di Desa Hokeng Jaya

DIAGRAMKOTA.COM – Waktu berlari cepat, tapi kesadaran kami berjalan lamban menuju kenyataan. Sudah 22 bulan kami hidup sebagai penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Sejak letusan besar pada 23 Desember 2023, hingga guncangan dan letusan dahsyat yang datang kembali pada 3 November 2024, hidup kami tak lagi sama. Label penyintas melekat di dada, di setiap langkah, dalam setiap helaan napas. Dua tahun lebih, pemerintah masih berjibaku menyiapkan lahan relokasi untuk membangun Hunian Tetap (Huntap). Sementara itu, kami bertahan di Hunian Sementara (Huntara) di antara harapan dan rasa letih yang kian menua bersama waktu.

Desa Hokeng Jaya yang Dulu Sejuk dan Rindang

Dulu, Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang adalah rumah yang meneduhkan. Anginnya sejuk, tanahnya subur. Saat pagi, kabut bergelayut di lereng dan tawa anak-anak sekolah memenuhi jalan. Di sana berdiri SMAS Seminari San Dominggo Hokeng milik Keuskupan Larantuka, tempat para calon imam ditempa dan Biara Kongregasi SSpS yang menjadi pelita iman dan pengharapan. Saya lahir dan tumbuh di tanah itu menyaksikan bagaimana tangan-tangan petani menanam mimpi di ladang yang kini terkubur abu. Semua berubah sejak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Pohon-pohon yang dulu rindang kini tinggal arang. Jalanan desa tertutup pasir dan batu menyisakan sunyi yang menusuk.

Pulang ke Rumah yang Tak Lagi Sama

Pagi itu, Kamis, 23 Oktober 2025, saya kembali menjejakkan kaki di Hokeng Jaya. Rumah-rumah yang dulu berwarna kini pudar, sebagian roboh sebagian berdiri goyah. Di halaman, beberapa warga bekerja dalam diam. Salah satunya Oni Huar, tetangga saya. Ia memikul kayu, menenteng jeriken berisi air bersih, lalu menaikkannya ke bak mobil pickup. Setiap kali ingin pulang ke rumah, Oni harus menempuh 20 kilometer dari Huntara III di Desa Konga, Kecamatan Titehena. Sekali jalan, ia mengeluarkan Rp 20.000, harga rindu yang harus dibayar mahal. “Kalau tidak pulang, siapa yang urus ternak?” katanya lirih. Ia tahu, rumahnya sudah porak-poranda, tapi di situlah sebagian hatinya masih tertinggal.

Kampung yang Ditelan Sunyi

Dari kejauhan, Gunung Lewotobi Laki-laki berdiri angkuh seolah mengawasi setiap langkah kami. Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, Nawokote dan Dulipali kini ditetapkan sebagai zona merah. Desa-desa ini hanya empat kilometer dari puncak gunung. Tak ada lagi riuh tawa anak-anak sekolah, tak ada lagi deru sepeda motor bersahutan. Hanya angin yang berdesir membawa aroma debu vulkanik. Namun, di antara puing dan abu, masih ada sisa kehidupan. Beberapa warga datang memetik kelapa, memanen sayur, atau sekadar menengok ternak yang ditinggalkan. Mereka pulang menjelang sore, atau lebih cepat bila gunung kembali bergemuruh. Hokeng yang dulu sejuk, kini panas dan kering. Rumput menutupi jalan beraspal yang tertimbun material vulkanik. Alam seperti ikut berduka, kehilangan rona hijaunya.

Antara Kehilangan dan Keteguhan

Di pengungsian, kisah-kisah kehilangan terus bergulir. Ada warga yang menangis karena rumah dan kebunnya dijarah orang tak dikenal. Ada pula yang memilih diam, menyimpan amarah di dada karena tak ingin menambah luka. Teman-teman saya—guru, tenaga kesehatan, dan pegawai masih setia mengabdi meski harus melewati jalur berbahaya. Sebagian lainnya memilih pergi jauh, mencari penghidupan di tanah rantau. Kami sering bercakap lewat telepon, saling menguatkan, walau suara kami kadang tercekat oleh rindu. Saya sendiri tetap menulis sebagai Jurnalis DIAGRAMKOTA.COM di Kabupaten Flores Timur. Dengan telepon kecil di tangan, saya merekam setiap detik kepanikan, setiap cerita duka dan harapan. Saya adalah jurnalis penyintas, mencoba berdiri tegak di tengah bencana yang juga menimpa diri sendiri.

Harapan yang Tak Pernah Padam

Dari setiap kisah yang saya saksikan, saya belajar satu hal: manusia bisa kehilangan rumah, tapi tidak harapan. Warga Lewotobi tahu benar bahwa hidup tak mudah, namun mereka juga tahu cara untuk tidak menyerah. Kami percaya, kebahagiaan akan datang, entah cepat atau lambat. Seperti hujan yang suatu hari akan kembali membasuh abu di halaman kami, dan seperti pagi yang selalu menepati janji setelah malam yang panjang. Dari lembah Lewotobi yang pernah hijau, kami menunggu waktu. Menunggu untuk bisa pulang—bukan sekadar ke rumah, tapi ke kehidupan yang lebih damai.




Penulis

Berita Hari ini Terbaru dan Terkini Diagramkota.com

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Aturan Kos-kosan di Surabaya Semakin Ketat, Pemilik Harus Tinggal Satu Area dengan Penyewa

    • calendar_month Rab, 24 Sep 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 94
    • 0Komentar

    Aturan Kos-kosan di Surabaya Diperketat, Pemilik Wajib Tinggal Satu Area dengan Penyewa DIAGRAMKOTA.COM – Pemerintah Kota Surabaya tengah mempersiapkan aturan baru yang akan mengatur kegiatan rumah kos. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di kota tersebut. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa peraturan ini akan dibuat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil […]

  • Luluk Nur Hamidah Tetap Jalankan Tugas di DPR Hingga Surat Pengunduran Diri Disahkan

    • calendar_month Sen, 2 Sep 2024
    • account_circle Arie Khauripan
    • visibility 70
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Luluk Nur Hamidah, anggota DPR RI sekaligus bakal calon gubernur Jawa Timur, telah menyerahkan surat pengunduran dirinya dari kursi legislatif. Hal ini dilakukan sebagai persyaratan untuk mengikuti Pilkada 2024. Namun, Luluk menegaskan bahwa surat pengunduran dirinya belum disahkan dan kemungkinan baru akan disahkan ketika dirinya ditetapkan sebagai calon gubernur Jawa Timur pada akhir September […]

  • Bupati Sugiri Mutasi Pejabat Eselon II, Ajak OPD Ponorogo Berpindah Pikir

    • calendar_month Kam, 16 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Pelantikan Pejabat Baru di Ponorogo, Bupati Ajak Seluruh OPD Lakukan Perubahan DIAGRAMKOTA.COM – Pada malam hari tanggal 14 Oktober 2025, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko melakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan terhadap satu Aparatur Sipil Negara (ASN) di Rumah Dinas Bupati (Pringgitan). Pejabat yang dilantik adalah Agus Sugiharto, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Riset dan […]

  • Percasi Surabaya Berangkatkan 25 Atlet Catur Ke Kejurprov Blitar

    • calendar_month Sel, 23 Jul 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Diagram Kota Surabaya – Percasi Surabaya Memberangkatkan Sejumlah 25 atlet catur Kota Surabaya dari Kantor DPRD Surabaya,Senin (22/7/2024). Kedatangan para atlet di DPRD Surabaya ingin meminta doa restu untuk melaksanakan Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) di Blitar. Ketua Percasi Surabaya Budi Leksono mengatakan, hari ini pihaknya melepas 25 atlet mengikuti Kejurprov Jatim 2024, yang akan digelar di […]

  • Deklarasi Kemenangan, H.Teguh Sumarno: PGRI Hanya Satu, Yaitu Kami

    • calendar_month Rab, 16 Okt 2024
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 66
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Pengurus Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) melakukan deklarasi kemenangan di Hotel Blur Sky, Senin (14/10/2024). Kemenangan itu, setelah keluar putusan Pengadilan Tata Usaha Negera (PTUN) beberapa hari lalu yang mengesahkan SK AHU miliknya dan membatalkan SK AHU milik Unifah Rosyidi. “Saya H.Teguh Sumarno meminta semua pengurus dari tingkat ranting, cabang, […]

  • Bakar Semangat 5.000 Kader Cakra Buana Nusantara, Komarudin: Jangan Takut Hadapi Ancaman!

    • calendar_month Sab, 3 Agu 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 66
    • 0Komentar

    Diagramkota.com – Komandan Satgas Cakra Buana Nasional, Komarudin Watubun mengingatkan para satgas untuk tegas antisipasi pelanggaran Pilkada 2024. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi inspektur Apel Satgas Cakra Buana wilayah Surabaya dan Sidoarjo di Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (4/8/2024). “Hari ini kita berdiri di tugu pahlawan, disini pejuang bangsa yang gugur, karena itu hari ini […]

expand_less
Exit mobile version