Mengenal Teknologi Liquid Cooling untuk Data Center
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Jum, 10 Okt 2025
- comment 0 komentar

Era Baru Teknologi Pendinginan di Pusat Data
DIAGRAMKOTA.COM – Di tengah meningkatnya permintaan akan manajemen termal yang efisien, khususnya dari komputasi kinerja tinggi (HPC) dan kecerdasan buatan (AI), industri pusat data kini menghadapi tantangan baru. Kebutuhan untuk memiliki server berkinerja tinggi yang mampu menangani beban kerja intensif ini juga membawa risiko terhadap peningkatan panas ekstrem. Hal ini memicu munculnya era baru dalam teknologi pendinginan, dengan inovasi liquid cooling menjadi solusi utama.
Liquid cooling atau pendinginan berbasis cairan mulai diterapkan secara luas. Teknologi ini tidak hanya menawarkan peningkatan efisiensi energi, tetapi juga kemampuan untuk menekan jejak karbon secara signifikan. Selain itu, liquid cooling memungkinkan pengembangan kepadatan komputasi yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.
Schneider Electric adalah salah satu perusahaan yang aktif mengembangkan solusi liquid cooling. Andrew Whitmore, Vice President of Sales at Motivair Schneider Electric, menjelaskan bahwa pusat data dengan kepadatan tinggi melepaskan panas yang sangat tinggi ke atmosfer. Setiap chip dalam setiap nanosecond dapat menghasilkan panas yang signifikan, sehingga adopsi liquid cooling menjadi penting untuk menjawab masalah tersebut.
Motivair by Schneider Electric meluncurkan portofolio lengkap sistem pendinginan berbasis cairan dan udara. Portofolio ini mencakup CDU, RDHx, HDU, dynamic cold plates, chillers, serta perangkat lunak dan layanan pendukung lainnya. Menurut Andrew, infrastruktur pendinginan kritis diperlukan agar komputer di pusat data selalu beroperasi dan mampu menghasilkan token AI.
Efisiensi dan Keunggulan Liquid Cooling
Sistem pendingin berbasis cairan mampu memangkas hingga 40% dari total konsumsi daya sebuah pusat data. Teknologi ini jauh lebih efektif daripada sistem pendinginan berbasis udara, karena mampu menyerap panas hingga 3.000 kali lebih cepat dan efisien. Dengan cara ini, panas bisa ditangani langsung dari tingkat chip, sehingga mengurangi risiko overheating dan meningkatkan kinerja sistem.
Meski begitu, penerapan liquid cooling masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah memastikan kualitas air yang digunakan sebagai komponen utama dalam proses pendinginan. Kualitas air harus dipertahankan agar sistem komputasi tetap stabil dan aman.
Proses Transisi Menuju Liquid Cooling
Meskipun liquid cooling telah diluncurkan, migrasi penuh dari sistem pendinginan berbasis udara ke liquid cooling belum terjadi dalam waktu dekat. Saat ini, banyak industri pusat data masih menggunakan sistem hybrid yang menggabungkan kedua metode tersebut.
Andrew menjelaskan bahwa sebagian besar pusat data saat ini masih menggunakan computer room air handling units (CRAC) yang didukung oleh pendinginan berbasis air. Namun, transisi menuju liquid cooling sedang berlangsung dan akan terus berkembang setiap tahunnya. Perlahan, teknologi ini akan menjadi standar baru dalam pengembangan pusat data yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Saat ini belum ada komentar