Hanya ke Jakmania, Bonek Jalin Perdamaian dengan Berbagai Elemen Suporter Jelang Laga Persebaya vs Persija
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 5 menit yang lalu
- comment 0 komentar

Perdamaian di Tengah Persaingan Sepak Bola
DIAGRAMKOTA.COM – Menjelang pertandingan besar antara Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, suasana yang tercipta justru lebih tenang dan penuh harmoni. Kedua kubu suporter, Bonek dan Jakmania, kini menunjukkan sikap yang lebih dewasa dan saling menghormati. Hal ini menjadi bukti bahwa sepak bola Indonesia bisa berubah ke arah yang lebih baik.
Capo Tessy, salah satu tokoh penting di kalangan suporter Persebaya, menyampaikan bahwa semangat rekonsiliasi kini tumbuh di kalangan pendukung Green Force. Ia menegaskan bahwa Bonek dan The Jak kini lebih fokus pada sportivitas daripada rivalitas yang tidak perlu. Menurutnya, hal ini mencerminkan kematangan para suporter dalam merespons segala bentuk provokasi.
“Meski kita tidak sepakat, tapi jika Bonek sudah berdamai dengan The Jak, itu sudah cukup. Sekarang, ketika teman-teman Bonek pergi ke mana pun, seperti Tangerang, Bandung, atau daerah lain, tidak ada gesekan sama sekali,” ujar Capo Tessy dalam sebuah wawancara.
Ia juga menjelaskan bahwa chant seperti “Ayo Persebaya bikin malu Persija” hanya bagian dari adu mental di lapangan, bukan seruan kebencian. Menurutnya, suporter kini lebih memahami perbedaan antara semangat kompetisi dan kebencian pribadi. Mereka kini lebih tenang dalam merespons chant-chant lawan yang bersifat provokatif.
“Sekarang, satu dua chant kita tepuk tangan saja. Kita balas dengan nyanyian semangat tanpa baper,” tambahnya. Atmosfer seperti ini membuat pertandingan lebih sportif dan menarik.
Capo Tessy juga menegaskan bahwa perdamaian ini tidak hanya berlaku untuk Persija dan Jakmania. Ia menyebut sudah ada rasa persaudaraan dengan banyak suporter lain, seperti dari Makassar, Semarang, Jogja, dan Bandung. Dulu, Bonek sering dimusuhi oleh suporter se-Indonesia, tetapi kini mereka mulai diterima karena niat baik dan sikap positif.
Bagi Capo Tessy, perdamaian ini menjadi bukti bahwa sepak bola Indonesia bisa lebih beradab. Ia mengingatkan seluruh Bonek agar tetap menjaga ketertiban dan menghormati Stadion Gelora Bung Tomo sebagai rumah bersama. GBT bukan hanya tempat pertandingan, tetapi juga simbol harga diri warga Surabaya.
“Kalau kalian rusak rumah sendiri, mau tinggal di mana lagi?” tegasnya. Ajakan ini disambut positif oleh banyak suporter yang kini aktif mengampanyekan slogan “Bawa Adem” di media sosial.
Di sisi lain, Persebaya Surabaya sendiri sedang dalam performa positif. Dalam dua laga terakhir, tim besutan pelatih asal Brasil sukses mengalahkan Semen Padang dan menahan imbang Dewa United. Kemenangan atas Semen Padang memberi suntikan moral besar bagi tim Green Force yang kini kembali menatap papan atas klasemen Super League 2025/2026.
Persebaya Surabaya saat ini menempati posisi keenam dengan 10 poin, hanya terpaut satu poin dari Persija Jakarta di peringkat keempat. Meskipun kehilangan kiper utama Ernando Ari yang bergabung dengan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, skuad Persebaya tetap solid. Pemain lain terus berlatih intensif untuk menjaga ritme permainan jelang laga krusial melawan Macan Kemayoran.
Pertandingan melawan Persija diprediksi bakal berjalan sengit, mengingat kedua tim sama-sama membidik kemenangan untuk memperbaiki posisi klasemen. Namun, tensi panas di lapangan diharapkan tak menjalar ke tribun penonton.
“GBT ini rumah kita, ayo dijaga bareng-bareng,” seru Capo Tessy menutup pesannya. Ia berharap Bonek bisa menjadi contoh bagi suporter lain dalam menciptakan atmosfer damai di sepak bola Indonesia.
Suara perdamaian yang digaungkan Bonek kini menjadi kabar baik di tengah rivalitas panjang dua klub besar tanah air. Jika suasana damai ini terus terjaga, pertandingan Persebaya Surabaya kontra Persija nanti bukan hanya tentang perebutan tiga poin, tapi juga tentang kemenangan moral bagi sepak bola Indonesia. Semangat persaudaraan yang tumbuh di antara Bonek dan suporter lain menjadi harapan baru bagi masa depan tribun sepak bola nasional. Dari Surabaya, pesan itu bergema: satu nyali, wani, tapi tetap damai.
Saat ini belum ada komentar