Flyover Taman Pelangi Surabaya, DPRD Minta Simulasi Lalulintas Segera Dibuat
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 1 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Proyek Flyover Bundaran Dolog Diharapkan Selesaikan Masalah Kemacetan
DIAGRAMKOTA.COM – Proyek flyover Bundaran Dolog yang berada di kawasan Taman Pelangi akan segera dimulai pada awal tahun 2026 dan ditargetkan selesai pada 2027. Jembatan layang ini memiliki panjang sekitar 400 meter dengan desain melengkung yang dirancang untuk mengurai kemacetan di area tersebut.
Flyover ini juga menjadi bagian dari proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL), sebuah inisiatif transportasi kereta api perkotaan yang bertujuan menghubungkan Surabaya dengan wilayah sekitarnya seperti Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Lamongan. Proyek ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat dan pengurangan kepadatan lalu lintas.
Kajian dan Simulasi Lalu Lintas Sebelum Dimulai
Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, menegaskan pentingnya melakukan kajian menyeluruh dan simulasi rekayasa lalu lintas sebelum proyek dimulai. Menurutnya, pemberitahuan terbuka kepada masyarakat tentang dampak yang mungkin terjadi selama pembangunan sangat diperlukan.
“Sebaiknya segera dilakukan kajian dan pemberitahuan terbuka kepada masyarakat akan dampak macet pembangunan Flyover Bundaran Dolog nantinya,” ujar Eri dalam pernyataannya.
Proses pembangunan infrastruktur ini membutuhkan waktu sekitar satu tahun. Biaya fisik pengerjaan sepenuhnya ditanggung APBN dengan anggaran sebesar Rp 355 miliar. Sementara itu, Pemkot Surabaya bertanggung jawab atas biaya pembebasan lahan sebesar Rp 80 miliar dari APBD.
Pentingnya Komunikasi Publik Selama Pembangunan
Eri menyoroti bahwa tantangan utama dalam pembangunan infrastruktur bukan hanya terkait teknis dan pembiayaan, tetapi juga komunikasi publik. Masyarakat harus diberi informasi jelas mengenai perubahan yang akan terjadi, seperti perubahan waktu tempuh, keselamatan bermobilitas, atau penurunan polusi udara.
Selain itu, diperlukan rekayasa lalu lintas yang jelas dan pasti. Kunci utama adalah kejelasan dan kepastian dalam pemodelan arus lalu lintas saat ini. Termasuk dalam hal simulasi skenario penutupan jalan selama proyek berlangsung untuk mengetahui titik-titik utama kepadatan berdasarkan volume kendaraan dan waktu-waktu puncak.
Dari hasil simulasi tersebut, dapat dipetakan rute alternatif yang lebih efisien. Informasi ini harus disampaikan secara terbuka dan bahkan bisa didorong secara real time dengan memasang CCTV dan sensor lalu lintas yang diintegrasikan dengan Command Center.
Keberlanjutan dan Keselamatan Selama Proyek Berlangsung
Selama proses konstruksi, jalur evakuasi dan ambulans harus tetap berfungsi ketika dibutuhkan dalam situasi tertentu. Eri menekankan pentingnya pendekatan partisipatif dalam merancang rekayasa lalu lintas. Oleh karena itu, konsultasi publik harus digelar sebelum kebijakan lalu lintas ditetapkan.
Pembangunan flyover ini tidak hanya bertujuan untuk mengurai kemacetan, tetapi juga sebagai pendukung utama SRRL. Dengan adanya proyek ini, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi transportasi dan mempercepat akses antar wilayah.
Peran Masyarakat dalam Proses Pembangunan
Masyarakat diharapkan dapat memahami dan mendukung proyek ini. Dengan informasi yang transparan dan rencana yang matang, diharapkan pembangunan dapat berjalan lancar tanpa menimbulkan gangguan yang berlebihan. Selain itu, partisipasi aktif dari masyarakat akan membantu memastikan bahwa kepentingan umum tetap terjaga selama proses konstruksi berlangsung.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan proyek flyover Bundaran Dolog dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. ***
Saat ini belum ada komentar