Belajar dari Whoosh, Luhut Usulkan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Lebih Efisien
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 12 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Pendekatan Hemat untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
DIAGRAMKOTA.COM – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan saran penting terkait rencana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Ia menyarankan agar proyek ini dikerjakan dengan pendekatan yang lebih hemat, khususnya dalam hal penggunaan terowongan dan pembebasan lahan. Hal ini dilakukan mengingat biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang terbilang sangat besar.
Luhut menyatakan bahwa pengalaman dari proyek Jakarta-Bandung menjadi pelajaran berharga. “Kita sudah tahu juga, mengalami pelajaran daripada Jakarta-Bandung, kita jangan bikin banyak tunnel, karena tunnel yang mahal. Kita juga jangan banyak pembebasan tanah,” ujar Luhut dalam acara “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Jalur yang Sesuai dengan Infrastruktur yang Ada
Ia menyarankan agar jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya dibuat sejajar dengan jalur kereta api atau jalan raya yang sudah ada. Dengan demikian, biaya pembangunan bisa lebih efisien. “Untuk itu, kita align aja, sejajar saja dengan tadi jalan kereta api atau jalan mobil yang ada,” kata Luhut.
Sebelumnya, pemerintah telah merancang rencana awal pembangunan kereta cepat hingga ke Surabaya. Rencana tersebut mencakup pemanfaatan jalur dari Kertajati hingga bagian selatan Pulau Jawa, seperti Cilacap, Solo, dan akhirnya menuju Surabaya. “Kita sudah bikin plan pre elementary study mengenai, Whoosh ini (kereta cepat), sampai ke Surabaya. Karena studi juga, saya selalu basisnya studi. Jawa ini akan menjadi kota pulau. Jadi transportasi itu harus dibutuhkan sampai ke Surabaya,” jelas Luhut.
Rencana Lanjutan dari China
China, yang merupakan mitra dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, telah memberikan lampu hijau untuk melanjutkan proyek hingga ke Surabaya. Namun, hal ini hanya akan dilakukan jika pemerintah Indonesia mampu melakukan restrukturisasi utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang saat ini mengoperasikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh.
“China itu hanya bilang, kita akan mau terus sampai ke Surabaya kalau kalian (Indonesia) menyelesaikan masalah restructuring ini segera,” ujar Luhut. Ia menjelaskan bahwa ia sudah berbicara dengan CEO Danantara Rosan P Roeslani tentang restrukturisasi utang proyek Whoosh. Ia meminta Rosan agar pembentukan tim restrukturisasi segera direalisasikan.
Peran Presiden dalam Penyelesaian Masalah
Luhut menegaskan bahwa pihaknya sudah meminta Rosan untuk segera membuat Keputusan Presiden (Keppres) agar tim restrukturisasi dapat bekerja. “Kemarin saya sudah bilang sama Pak Rosan, saya bilang, ‘Rosan, segera aja bikin itu. Orangnya ini, ini, ini. Kau bikin keppres-nya, ya’. Dia bilang, ‘Saya bicara ke Presiden,’”
Ia menambahkan bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan jika semua pihak kompak. “Jadi teman-teman sekalian, enggak ada yang enggak bisa diselesaikan. Wong negara sebesar ini, kewenangan di Presiden, sepanjang kita kompak, apa sih? Itu bisa diselesaikan,” tegasnya.
Kesimpulan
Dengan langkah-langkah yang telah dirancang, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu infrastruktur penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas di Jawa. Dengan pendekatan yang lebih hemat dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan mitra internasional, proyek ini bisa menjadi contoh sukses dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Saat ini belum ada komentar