Pemerintah dan DPR Sepakat Berhenti Gunakan Strategi Ekonomi Berhutang
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 23 Sep 2025
- comment 0 komentar

Perubahan Strategi Pertumbuhan Ekonomi Jangka Menengah
Dalam rangka memperkuat stabilitas fiskal dan meningkatkan kemandirian perekonomian, Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama pemerintah sepakat untuk melakukan perubahan mendasar dalam strategi pembangunan ekonomi jangka menengah. Hal ini menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada utang sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
Ketua Banggar DPR, Said Abdullah, menyampaikan bahwa arah kebijakan pertumbuhan yang selama ini berbasis utang akan segera diganti dengan strategi berbasis pendapatan. “Kami menyepakati mengubah strategi pertumbuhan ekonomi berbasis utang, menjadi strategi pertumbuhan ekonomi berbasis pendapatan dalam jangka menengah,” ujarnya dalam Sidang Paripurna, Selasa (23/9).
Perubahan ini diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap disiplin fiskal. Dengan adanya strategi baru ini, pemerintah diminta untuk segera merancang peta jalan pengelolaan utang yang lebih terukur, sehingga dapat mencapai keseimbangan anggaran (balance budget) dalam APBN di masa mendatang.
Pengelolaan Utang yang Lebih Bijak
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pengelolaan anggaran, termasuk kebijakan utang, harus dilakukan secara countercyclical dan bijak sesuai dengan kondisi perekonomian. Ia menekankan bahwa penambahan utang harus disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi yang ada.
“Apabila ekonomi berhasil tumbuh kencang, maka tidak perlu menambah utang terlalu besar,” katanya. Dengan demikian, Purbaya berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat, sehingga tidak diperlukan penambahan utang yang berlebihan.
“Pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat akan membantu meningkatkan pendapatan negara melalui pajak,” tambahnya. Ia optimis bahwa dengan strategi ini, pemerintah akan mendapatkan pendapatan pajak yang lebih tinggi.
Proyeksi Pendapatan Negara
Purbaya menjelaskan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan memberikan kenaikan penerimaan negara sekitar Rp 220 triliun. Sementara itu, jika pertumbuhan ekonomi hanya bertambah 0,5%, penerimaan negara bisa meningkat sekitar Rp 110 triliun.
Ia menegaskan bahwa proyeksi ini akan dievaluasi lebih lanjut setelah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi pada semester pertama tahun depan. “Nanti kita lihat, gimana realisasi pertumbuhan ekonominya,” ujarnya.
Langkah Menuju Kemandirian Fiskal
Perubahan strategi ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan sistem fiskal yang lebih sehat dan mandiri. Dengan mengurangi ketergantungan pada utang, pemerintah diharapkan mampu membangun fondasi ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Selain itu, strategi berbasis pendapatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran serta memastikan alokasi sumber daya yang lebih tepat sasaran. Dengan demikian, pemerintah dapat lebih fokus pada program-program yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
Tantangan dan Peluang
Meski strategi ini menawarkan peluang besar, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi benar-benar berjalan sesuai rencana. Purbaya mengakui bahwa situasi ekonomi global dan domestik bisa memengaruhi target pertumbuhan yang telah ditetapkan.
Namun, ia yakin bahwa dengan komitmen yang kuat dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan lembaga legislatif, target pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Hal ini akan berdampak positif pada pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.





Saat ini belum ada komentar