DIAGRAMKOTA — Memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day 2025, anggota Komisi A DPRD Surabaya, Azhar Kahfi, menyerukan pentingnya membangun sistem ketenagakerjaan yang lebih adil dan bermartabat. Dan juga menekankan betapa perlunya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta demi menciptakan iklim kerja yang sehat dan manusiawi.
“Peringatan May Day ini seharusnya menjadi momentum reflektif untuk membangun sistem ketenagakerjaan yang lebih adil dan bermartabat. Pemerintah dan perusahaan perlu bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut,” tegas Kahfi, Kamis (1/5/2025).
Ia menyebut bahwa kepastian kerja dan rasa nyaman merupakan kunci utama untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan berkelanjutan.
Namun, Kahfi menyoroti praktik yang masih marak terjadi di lapangan, yakni penahanan ijazah oleh perusahaan terhadap para pekerja. Praktik ini, menurutnya, tidak hanya melanggar etika, tapi juga menghambat kemajuan karir tenaga kerja.
“Praktik penahanan ijazah telah menjadi isu yang merugikan tenaga kerja, khususnya buruh. Hal ini menciptakan rasa tidak aman dan menghambat perkembangan karir mereka. Perusahaan seharusnya fokus pada peningkatan kesejahteraan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif,” ungkap mantan aktivis Unair ini.
Kahfi menyebut penahanan ijazah sebagai ironi besar dalam upaya menciptakan sistem ketenagakerjaan yang bermartabat.
“Ijazah adalah aset berharga bagi pekerja, bukti kompetensi sekaligus modal untuk mengembangkan karir. Menahannya hanya akan menciptakan ketidakberdayaan dan membatasi mobilitas pekerja,” lanjut Kahfi.
Azhar Kahfi yang pernah menjabat Ketua Cabang HMI Surabaya periode 2010–2012 ini, mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia, memberikan pelatihan yang relevan, dan menciptakan jalur karir yang jelas.
“Dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan profesional, karyawan akan merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaiknya,” pungkas Kahfi. (dk/HA)