Namun, apakah ini sepenuhnya salah mereka? Tentu tidak. Jika pemerintah hanya fokus pada dampak aplikasi ini terhadap estetika kota tanpa memikirkan akar permasalahan—yakni ketimpangan ekonomi dan pengangguran—maka upaya pelarangan atau pembatasan aplikasi ini tidak akan menyelesaikan masalah.
Sebuah Paradoks Teknologi
Di satu sisi, aplikasi seperti Koin Jagat menunjukkan bagaimana teknologi dapat membuka peluang ekonomi baru, bahkan untuk masyarakat kecil. Namun, di sisi lain, keberadaannya juga menunjukkan bagaimana teknologi dapat dieksploitasi untuk memanfaatkan situasi rentan masyarakat.
Ketika sebuah inovasi hanya memberikan “receh” kepada pengguna, tetapi menghasilkan keuntungan besar bagi pengembang aplikasi, ini menimbulkan pertanyaan etis: apakah aplikasi semacam ini benar-benar membantu masyarakat, atau justru memperburuk eksploitasi ekonomi?
Menuju Solusi yang Lebih Adil
Fenomena Koin Jagat seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah dan pengembang teknologi untuk lebih peka terhadap kondisi sosial masyarakat. Daripada sekadar menciptakan aplikasi berbasis ekonomi mikro yang tidak berdampak besar, bagaimana jika teknologi digunakan untuk menciptakan solusi yang benar-benar memberdayakan?
Pemerintah, misalnya, dapat bermitra dengan pengembang aplikasi untuk menciptakan program gamifikasi yang tidak hanya menawarkan uang receh, tetapi juga memberikan pelatihan kerja, akses pendidikan, atau peluang usaha. Dengan cara ini, teknologi dapat menjadi alat pemberdayaan, bukan sekadar alat eksploitasi.
