DIAGRAMKOTA.COM – Sebanyak 258 siswa kelas IV hingga VI di SDN Kedurus I mendapatkan makanan bergizi gratis (MBG) pada pagi hari, sebagai bagian dari program uji coba yang digagas oleh politisi Partai Gerindra, Yona Bagus Widyatmoko. Program ini bertujuan mengevaluasi dampak pemberian sarapan bergizi kepada anak sekolah selama satu bulan.
“Program MBG ini hadir sebagai respons atas inisiatif Presiden Prabowo Subianto. Kami memilih sekolah dengan kondisi lingkungan padat penduduk dan mayoritas keluarga kurang mampu sebagai tempat uji coba,” ujar Yona di sela kegiatan penyaluran MBG di sekolah tersebut.
Yona menjelaskan, karena MBG ini merupakan program uji coba, maka pemberian makanan dilaksanakan selama satu bulan, mulai 5 November hingga 29 November 2024. Program ini akan mengukur dampak positif pemberian sarapan bagi perkembangan fisik dan akademik siswa.
Setiap paket makanan yang diberikan bernilai Rp15 ribu, terdiri dari nasi, lauk, sayuran, buah, serta tambahan susu di luar anggaran makan. Kandungan nutrisi dari makanan ini mencapai 900 hingga 1050 kilo kalori (kkal), yang mencukupi separuh kebutuhan harian kalori anak berusia 10–12 tahun.
Sebelum pemberian MBG, dilakukan pre-test untuk mengukur indeks kesehatan dan kemampuan siswa secara individu maupun kelompok. Selanjutnya, akan dilakukan middle-test dan post-test untuk memantau perkembangan siswa selama program berjalan,” jelas Ketua Komisi A DPRD Surabaya itu.
Yona menambahkan, program ini juga dirancang agar tidak mengurangi pendapatan UMKM di sekitar sekolah. “Kami memastikan agar saat jam istirahat atau pulang sekolah, anak-anak tetap dapat membeli jajanan dari UMKM di sekitar,” tegasnya.
Tim Yona bekerja sama dengan Universitas Wijaya Putra untuk memberikan pendampingan dan konseling kepada siswa. Mereka akan mengukur dampak MBG terhadap performa belajar siswa dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, seperti kesehatan dan lingkungan.
Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SDN Kedurus I, Diaztiarni, menyambut positif program uji coba MBG ini. Menurutnya, banyak siswa yang datang ke sekolah tanpa sarapan. “Hasil jejak pendapat kami menunjukkan persentase siswa yang sarapan di rumah masih rendah. Melalui program ini, mereka mendapatkan menu sehat yang jarang mereka konsumsi sehari-hari. Kami berharap program ini dapat diteruskan di masa depan,” kata Diaztiarni