Evakuasi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 6 Korban Diduga Masih Hidup, Logistik Disalurkan Melalui Reruntuhan
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 2 Okt 2025
- comment 0 komentar

Proses Evakuasi Korban Tragedi Runtuhnya Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny
DIAGRAMKOTA.COM – Tim SAR gabungan terus melakukan proses evakuasi korban dari tragedi runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Dalam laporan terbaru, ditemukan indikasi bahwa ada 6 korban yang diduga masih hidup dan berada di bawah reruntuhan.
Para korban ini masih merespons ketika diajak berkomunikasi oleh petugas SAR. Untuk menjaga kondisi mereka, logistik seperti makanan ringan, minuman, serta tabung oksigen disalurkan melalui celah-celah reruntuhan. Hal ini dilakukan agar korban tetap dalam kondisi stabil selama proses pencarian dan penyelamatan berlangsung.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa saat ini Tim SAR gabungan masih mendeteksi adanya indikasi 6 orang korban yang bertahan. Petugas terus menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kebutuhan dasar para korban tersebut.
Proses penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali celah maupun lubang. Metode ini dipilih untuk memastikan akses ke area yang mungkin masih memiliki korban yang bisa diselamatkan. Selain itu, tim SAR bersama ahli konstruksi sedang menyusun langkah teknis untuk membersihkan jalur evakuasi dari puing-puing dengan metode yang aman.
Peralatan berat seperti ekskavator telah disiagakan, namun penggunaannya sementara belum dapat dilakukan karena khawatir getaran akan memperparah kondisi reruntuhan. Jika dinyatakan tidak ada lagi korban hidup, tahap selanjutnya adalah menggunakan alat berat untuk mengangkat jenazah yang tertimbun.
Kronologi Tragedi dan Korban yang Telah Dievakuasi
Tragedi ini terjadi pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.35 WIB. Bangunan tiga lantai tersebut ambruk saat para santri sedang melakukan Salah Ashar dua rakaat di lantai 1. Akibatnya, banyak santri terjebak dalam puing-puing bangunan.
Berdasarkan data sementara dari Kantor Basarnas Surabaya, hingga Selasa malam (30/9), sebanyak 100 orang santri menjadi korban tragedi ini. Baik melalui evakuasi mandiri maupun bantuan Tim SAR gabungan, sebagian besar korban telah dievakuasi.
Dari jumlah tersebut, 3 orang dilaporkan meninggal dunia, 26 menjalani rawat inap, 1 orang dirujuk ke Mojokerto, dan 70 orang telah dipulangkan. Para korban yang berhasil dievakuasi dilarikan ke rumah sakit terdekat. Berikut rinciannya:
- RSUD Notopuro: Merawat 40 pasien (8 rawat inap, 2 meninggal dunia, 30 dipulangkan)
- RSI Siti Hajar: Merawat 52 pasien (11 rawat inap, 1 meninggal dunia, 1 pasien dirujuk, 39 dipulangkan)
- RS Delta Surya: Merawat 6 pasien rawat inap
- RS Sheila Medika: Menangani satu pasien yang telah diperbolehkan pulang
- RS Universitas Airlangga: Merawat satu pasien rawat inap
Tiga santri yang dilaporkan meninggal dunia antara lain:
– Maulana Affan Ibrahimafic, 15 tahun, warga Surabaya
– Mochammad Mashudul Haq, 14 tahun, warga Surabaya
– Muhammad Soleh, 22 tahun, warga Bangka Belitung
Hingga berita ini ditulis, Rabu (1/10), Tim SAR gabungan terus berupaya keras untuk menyelamatkan korban. Dari data absensi santri, hingga Selasa malam, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun dalam material bangunan. Proses evakuasi terus berlangsung dengan pendekatan yang teliti dan hati-hati untuk memastikan keselamatan semua pihak.
Saat ini belum ada komentar