Fakta Tersembunyi di Balik Nama Atambua dan Kota-Kota di NTT yang Bersejarah
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sab, 27 Sep 2025
- comment 0 komentar

Mitos dan Legenda Suanggi di Nusa Tenggara Timur
DIAGRAMKOTA.COM – Setiap daerah memiliki kisah mitos dan legenda yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), selain dikenal dengan keindahan alam dan kekayaan budaya, juga terdapat berbagai cerita mistis yang masih hidup dalam benak masyarakat. Salah satu mitos yang paling menarik perhatian adalah tentang suanggi, yaitu roh jahat yang dikaitkan dengan ilmu hitam dan sering kali mengundang rasa takut.
Suanggi umumnya digambarkan sebagai sosok yang memiliki kekuatan magis yang bisa membahayakan orang lain. Dalam tradisi masyarakat NTT, suanggi sering dianggap sebagai makhluk yang mengerikan dan berbahaya. Mereka dipercaya memiliki kemampuan untuk menyebabkan kematian atau penyakit pada korban mereka. Cerita ini sering diceritakan oleh orang tua kepada anak-anak sejak dini, sehingga menjadi bagian dari warisan budaya yang turun-temurun.
Secara umum, suanggi diartikan sebagai individu yang memiliki ilmu hitam. Ilmu ini biasanya diajarkan oleh dukun atau tokoh spiritual tertentu, dan diwariskan secara turun-temurun. Masyarakat percaya bahwa seseorang yang berhasil membunuh 99 orang akan mati saat menyelesaikan korban ke-100. Hal ini memberikan aura mistis yang kuat terhadap gambaran suanggi dalam benak masyarakat.
Selain itu, ada kebiasaan unik yang dilakukan oleh suanggi, seperti menari telanjang di tengah malam saat bulan purnama. Aktivitas ini sering kali terjadi di tempat-tempat angker, seperti pinggir pantai, dekat kuburan, atau di bawah pepohonan besar. Aura mistis yang muncul dari tindakan ini memperkuat keyakinan masyarakat akan keberadaan suanggi.
Target dan Perilaku Suanggi
Dalam cerita-cerita mitos, suanggi memiliki target utama, yaitu ibu hamil dan anak-anak kecil. Namun, tidak jarang orang dewasa juga menjadi sasaran. Masyarakat umumnya menggambarkan suanggi sebagai sosok laki-laki atau perempuan, meski lebih sering diidentifikasi sebagai wanita tua. Tujuan suanggi adalah mengganggu rumah targetnya hingga akhirnya menyebabkan sakit atau bahkan kematian.
Cara kerja suanggi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Metode pertama adalah melalui praktik santet, yang dikenal dengan istilah ‘doti-doti’. Sebelum melakukan aksi, suanggi biasanya memperhatikan arah angin agar doti-doti bisa mencapai korban dengan tepat. Selanjutnya, mereka memasukkan benda-benda seperti dedaunan atau kayu ke dalam tubuh korban secara gaib. Akibatnya, korban bisa mengalami cedera parah atau kematian.
Metode kedua adalah aksi langsung, yaitu dengan mengintai korban dan melemparkan batu kecil atau tanah yang telah diberi mantra. Ketika mantra tersebut mencapai korban, mereka akan kehilangan kesadaran dan mengalami penyiksaan fisik seperti dipukul, ditendang, atau dibanting berkali-kali.
Wilayah di NTT yang Terkenal dengan Suanggi
Beberapa wilayah di NTT memiliki kisah suanggi yang sangat terkenal. Pulau Alor misalnya, dikenal sebagai tempat yang penuh dengan cerita tentang suanggi yang mematikan. Atambua memiliki asal kata yang berarti “hamba suanggi”, yang mengisyaratkan bahwa daerah ini dulu menjadi tempat tinggal para suanggi yang diasingkan oleh raja.
Di pulau Adonara, masyarakat pernah menangkap suanggi yang melakukan ritual sebelum melancarkan aksinya. Pulau Rote juga terkenal karena banyaknya kasus kematian mendadak tanpa penjelasan yang jelas. Sementara itu, Pulau Semau dianggap sebagai pulau angker yang dikenal kering dan gersang dengan sedikit penduduk. Masyarakat percaya bahwa pulau ini menjadi tempat tinggal bagi mereka yang memiliki ilmu sakti.
Saat ini belum ada komentar