Mahfud MD Buka Rahasia Perselisihan Ferry Irwandi dan Dansat Siber TNI, Minta Jangan Diperpanjang
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sab, 13 Sep 2025
- comment 0 komentar

Peran Mahfud MD dalam Kontroversi Ferry Irwandi dan Dansat Siber TNI
DIAGRAMKOTA.COM – Kontroversi yang melibatkan influencer Ferry Irwandi dan Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) TNI, Brigjen Juinta Omboh Sembiring, kini menjadi perhatian publik. Isu ini muncul setelah Juinta menyebut adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan Ferry usai demonstrasi besar menolak DPR RI pada akhir Agustus 2025 lalu. Nama Ferry, yang juga dikenal sebagai CEO Malaka Project, langsung menjadi sorotan setelah ramainya isu tersebut.
Dalam sebuah tayangan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo yang tayang pada Kamis, 11 September 2025, Mahfud MD ditanya tentang kasus ini. Ia menjelaskan bahwa Ferry Irwandi dianggap memfitnah pihak TNI dengan pernyataannya yang menyebut “untung kita bisa menggagalkan rencana darurat militer”. Pernyataan itu dinilai oleh sebagian pihak sebagai fitnah terhadap TNI.
Menurut Mahfud, laporan dari Dansat Siber TNI terhadap Ferry belum resmi. Ia menjelaskan bahwa informasi tersebut disampaikan ke Polri, tetapi lebih bersifat diskusi apakah akan diproses secara hukum atau tidak. “Belum ada laporan resmi,” ujarnya.
Mahfud menilai bahwa pihak TNI masih mempertimbangkan langkah hukum karena pernyataan Ferry bisa dianggap sebagai provokasi maupun fitnah. Ia menegaskan bahwa saat ini hanya sebatas kajian, bukan laporan formal. Meski begitu, ia menyoroti bahwa pernyataan Ferry tidak sepenuhnya salah. Menurutnya, apa yang disampaikan Ferry merupakan bagian dari aspirasi masyarakat yang sudah menyebar luas.
“Isu darurat militer itu memang sudah tersebar luas di publik,” jelas Mahfud. Ia menyarankan agar TNI tidak membawa kasus ini ke meja hijau. “Lebih baik tidak diperpanjang. Kalau berlanjut, bisa muncul di pengadilan dengan membawa saksi dan pejabat yang hadir dalam pembicaraan. Itu justru bisa makin kacau,” tegasnya.
Di sisi lain, Mahfud tidak menutup kemungkinan hukum jika ada bukti kuat dari pihak TNI. “Kalau memang ada bukti, silakan saja. Saya tidak menghalangi. Tapi kalau hanya berdasar isu, lebih baik selesai di sini,” ujarnya.
Bagi Mahfud, pernyataan Ferry lebih tepat dilihat sebagai bagian dari kebebasan berekspresi masyarakat setelah aksi demonstrasi besar terhadap DPR RI yang dinilai melukai hati warga. “Masyarakat punya ruang untuk berpendapat, meski kadang caranya menimbulkan polemik,” imbuhnya.
Dengan pandangan Mahfud tersebut, kontroversi antara Ferry Irwandi dan Dansat Siber TNI kini menjadi sorotan lebih luas. Publik masih menantikan apakah TNI akan benar-benar mengambil langkah hukum atau justru menyelesaikan kasus ini sebagai bagian dari dinamika demokrasi. (*)





Saat ini belum ada komentar