“SANDAR” Kajian Reflektif untuk Jiwa-Jiwa yang Sedang Lelah Mencari Arah
- account_circle Arie Khauripan
- calendar_month Sen, 28 Jul 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Di tengah semakin kompleksnya tekanan hidup, banyak orang terjebak dalam pelarian yang keliru.
Beban mental, luka batin, dan krisis harapan kerap berujung pada jalan tragis menyakiti diri sendiri, menyakiti orang lain, bahkan sampai mengakhiri hidup.
Fenomena ini semakin mengkhawatirkan ketika orang yang jauh dari Allah justru tidak menemukan ketenangan yang hakiki.
Mereka mencoba menenangkan diri lewat hiburan sesaat, pelarian emosional, atau hubungan semu yang hanya memperdalam jurang kekecewaan.
Berangkat dari kegelisahan itu, kajian reflektif bertajuk “SANDAR” digelar sebagai ruang untuk diam sejenak dan kembali sadar.
Bahwa tempat bersandar yang sejati bukanlah pundak manusia yang rapuh, melainkan Allah Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Mendengar, Maha Menyembuhkan, dan Maha Menguatkan.
Kajian ini dikemas secara unik dan menyentuh oleh Seniman Eling Gusti pada Sabtu (26/07/2025) di Ball Room Lantai 10 Solia Zigna kampung batik laweyan yang menghadirkan pendekatan dakwah estetis melalui kombinasi seni dan spiritualitas.
Dalam acara tersebut, disisipkan:
● Pemutaran film pendek “Sandar” sebagai pemantik rasa dan refleksi visual,
● Pertunjukan monolog yang membacakan curahan hati manusia dalam perjumpaannya dengan kerapuhan,
● Musik kontemporer yang menyejukkan dan menyatu dengan suasana batin.
Seluruh rangkaian ini didukung dengan tata suara profesional audio surround 5.1, menghadirkan pengalaman mendalam dan imersif yang tidak hanya terdengar, tapi juga terasa di hati.
Lewat semua unsur tersebut, SANDAR menjadi pelukan spiritual bagi jiwa – jiwa yang sedang rapuh. Sebuah titik balik yang mengingatkan:
“Harapan yang digantungkan kepada manusia terlalu sering berakhir kecewa. Tapi harapan yang ditambatkan kepada Allah tak pernah sia-sia.”
Kajian ini bukan hanya menghadirkan tausiyah, tapi juga ruang untuk jujur pada diri sendiri bahwa kita semua pernah lelah, pernah kecewa, dan pernah merasa tak ada yang benar-benar peduli.
“Namun justru di saat-saat itulah, Allah sedang membuka pintu-Nya yang paling dalam. Tempat bersandar terbaik adalah kepada-Nya.”
Melalui SANDAR, panitia berharap akan lahir generasi yang tidak hanya kuat secara lahir, tapi juga tahu ke mana harus kembali saat hati mulai patah.
Dan lewat pendekatan seni spiritual ini, Seniman Eling Gusti ingin menghadirkan cara berdakwah yang lebih dekat, lembut, dan menyentuh. (dk/chan)
- Penulis: Arie Khauripan





