Harga Cabai Rawit Turun Drastis di awal bulan suci Ramadhan, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli

SERBA-SERBI497 Dilihat

 DIAGRAMKOTA.COM – Harga cabai rawit di Pasar Krian mengalami penurunan drastis dalam beberapa waktu terakhir. Setelah sebelumnya sempat menyentuh angka Rp110.000 per kilogram, kini harganya anjlok hingga Rp50.000 per kilogram. Penurunan ini terjadi secara bertahap dengan selisih Rp10.000 hingga Rp20.000 setiap kali mengalami penurunan.

Wiwit, salah satu pedagang di Pasar Krian, mengungkapkan bahwa turunnya harga terjadi cukup cepat dan signifikan. “Kemarin masih di Rp110.000, lalu turun jadi Rp85.000, terus sekarang sudah di Rp50.000. Turunnya bertahap, tapi cepat dan drastis,” ujarnya, Rabu (05/03/2025). Ia mengatakan bahwa meskipun harga lebih murah, situasi ini justru tidak serta-merta membuat pembeli semakin banyak.

Menurutnya, saat harga cabai rawit masih tinggi, banyak pelanggan yang tetap membeli meskipun harga mahal. Namun, setelah harga turun, jumlah pembeli justru semakin sedikit. “Pas harga Rp110.000, banyak yang beli. Tapi setelah turun-turun begini, malah makin sepi. Jadi kebalikannya, semakin mahal semakin laris, semakin murah justru makin sedikit yang beli,” keluhnya.

Baca Juga :  Rekomendasi Wisata Sejarah Di Indonesia Yang Edukatif

Wiwit juga menyoroti bahwa stok cabai rawit sebenarnya masih melimpah. Para petani terus memasok hasil panen, dan pengiriman dari pemasok pun tidak mengalami kendala. Dengan pasokan yang tetap stabil, seharusnya harga bisa lebih terkontrol. Namun, harga justru turun drastis, menyebabkan pedagang mengalami kerugian karena cabai yang mereka beli dengan harga tinggi kini dijual lebih murah.

Tak hanya cabai rawit, sebelumnya harga cabai merah juga mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Dari harga normal Rp30.000 per kilogram, sempat naik hingga Rp60.000 per kilogram. Namun, saat ini harga cabai merah telah kembali ke harga normal. Kondisi ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga cabai masih cukup sulit diprediksi, tergantung pada pasokan dan permintaan pasar.

Baca Juga :  10 Series Netflix Yang Wajib Ditonton Tahun Ini
Suasana pasar baru Krian, Sidoarjo (foto by: Achmad Adi)

Bagi pedagang seperti Wiwit, ketidakstabilan harga ini sangat berdampak pada keberlangsungan usaha mereka. Jika harga terlalu tinggi, pedagang kesulitan menjual karena daya beli masyarakat menurun. Sebaliknya, jika harga turun terlalu drastis, pedagang merugi karena harga jual lebih rendah dibandingkan modal pembelian. “Harusnya harga bisa stabil, kasihan pedagang. Stok banyak, tapi kalau harga terus anjlok, kami juga rugi,” tambahnya.

Selain itu, pedagang juga khawatir jika harga cabai rawit terus mengalami penurunan tanpa adanya keseimbangan dalam permintaan pasar. Mereka berharap ada langkah yang bisa diambil untuk menstabilkan harga agar pedagang tidak semakin terpuruk. Salah satu harapan mereka adalah adanya regulasi atau intervensi pasar yang dapat menjaga harga tetap wajar baik bagi pedagang maupun konsumen.

Baca Juga :  Asami Shio: Nama Yang Selalu Jadi Perbincangan Panas!

 

Wiwit berharap harga cabai bisa kembali normal agar pedagang tidak terus-menerus dihantui kerugian akibat perubahan harga yang begitu cepat. “Turunnya harga ini yang bikin kita bingung memutar dagangan. Kalau anjlok tiba-tiba, kita takut rugi karena modal sudah keluar, tapi harga jual terus turun,” imbuhnya.

 

Para pedagang berharap agar harga cabai rawit bisa kembali stabil dalam waktu dekat. Dengan harga yang lebih terkontrol, mereka bisa menjalankan usaha dengan lebih baik tanpa khawatir mengalami kerugian besar akibat perubahan harga yang tidak menentu.(Di)

Share and Enjoy !