Fenomena Langka, Suara Aneh Terekam NASA di Luar Angkasa
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 15 menit yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Kelompok astronom NASAmenemukan “suara aneh” pada sebuah bintang raksasa merah. Suara aneh tersebut merupakan getaran halus yang disebabkan olehgempa bintang (starquakes).
Temuan ini terungkap berkat penggunaan teknologi Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS). Data “suara aneh” atau yang dikenal sebagai osilasi bintang baru-baru ini mengungkap peristiwa kacau dalam sistem Gaia BH2. Hal ini memberikan petunjuk kuat adanya kejadian tabrakan atau penggabungan antar-bintang di masa lalu.
Mengutip dari Space pada hari Rabu (03/12/2025), penelitian yang dipimpin oleh Institute for Astronomy Universitas Hawaii (IfA) ini menggunakan data seismik TESS yang dikombinasikan dengan peta bintang dari wahana Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA).
Para ilmuwan IfA dan pemimpin penelitian Daniel Hey menyatakan bahwa getaran ini bukan hanya sekadar keindahan alam semesta. Osilasi ini berfungsi seperti gelombang gempa bagi para ahli geofisika.
“Sama seperti ahli seismologi memanfaatkan gempa bumi untuk mengetahui struktur dalam Bumi, kami menggunakan ‘lagu’ atau osilasi ini untuk memahami kondisi di dalam bintang yang berada sangat jauh,” kata Hey dilansir dari Space.
Penelitian berfokus pada sistem biner Gaia BH2 yang berada sejauh 3.800 tahun cahaya di konstelasi Centaurus. Sistem ini menarik karena terdiri dari bintang raksasa merah yang mengelilingi sebuah lubang hitam.
Pengamatan terhadap “suara aneh” bintang tersebut justru menimbulkan paradoks ilmiah. Secara kimia, bintang raksasa merah ini mengandung elemen berat atau “kaya alfa”. Umumnya, kondisi ini terjadi pada bintang-bintang yang lebih tua.
Namun, data seismik TESS menunjukkan bahwa bintang tersebut berusia sekitar 5 miliar tahun. “Bintang muda yang kaya akan elemen alfa sangat jarang dan membingungkan,” tambah Hey.
Kombinasi usia muda namun berkimia tua ini mengindikasikan bahwa bintang tersebut tidak berevolusi secara wajar. Hey menduga bintang tersebut menyerap massa tambahan atau “memakan” bintang lain (merger) saat lubang hitam pasangannya terbentuk.
Dugaan ini diperkuat oleh data rotasi. Bintang raksasa merah tersebut berputar sekali setiap 398 hari, kecepatan yang tidak wajar untuk bintang sejenis yang terisolasi.
Rekan peneliti dan NASA Hubble Fellow di IfA Joel Ong juga menegaskan bahwa rotasi cepat ini sulit dijelaskan oleh proses kelahiran bintang biasa.
“Jika rotasi ini nyata, pasti dipercepat akibat interaksi pasang surut dengan pasangannya,” ujar Ong. Ia juga percaya bahwa sistem Gaia BH2 memiliki riwayat evolusi yang sangat rumit.
Tim peneliti kini memperluas fokus ke sistem Gaia BH3 yang berjarak 2.000 tahun cahaya. Kontras dengan BH2, bintang di sistem ini justru miskin logam dan anehnya tidak menunjukkan osilasi sama sekali.
Ke depan, para peneliti akan terus memantau data Gaia untuk memvalidasi teori penggabungan bintang ini dan memahami lebih jauh dinamika sistem biner dengan lubang hitam. ***





Saat ini belum ada komentar