Apakah Berkendara Perlahan Hemat Bahan Bakar? Ini Faktanya
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sab, 6 Des 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM– Banyak pengemudi merasa bahwa berkendara sepeda motor dengan kecepatan lambat secara otomatis mengurangi konsumsi bahan bakar. Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa sepeda motor justru boros jika digunakan terlalu perlahan karena mesin tidak bekerja pada putaran yang ideal. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah benar bahwa sepeda motor yang digunakan pelan selalu lebih hemat dibanding yang sering dikendarai cepat?
Mengerti cara kerja mesin, karakteristik torsi, serta gaya berkendara sangatlah penting dalam menentukan mana yang paling hemat. Karena pada dasarnya, irit atau tidaknya sebuah motor bukan hanya tergantung pada kecepatan rendah atau tinggi, melainkan bagaimana mesin bekerja di rentang putaran yang paling efisien.
Mengemudi dengan perlahan tidak selalu berarti hemat bahan bakar
Meski terdengar masuk akal, berkendara sepeda motor dengan kecepatan terlalu rendah justru dapat menyebabkan penggunaan bahan bakar yang tidak efisien. Mesin sepeda motor dirancang bekerja secara optimal pada kisaran putaran mesin tertentu, biasanya berada di area putaran sedang. Jika sepeda motor digunakan dengan kecepatan terlalu lambat, putaran mesin berada di bawah zona efisiensi, sehingga proses pembakaran cenderung tidak sempurna. Akibatnya, mesin memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang cukup.
Selain itu, berkendara dengan kecepatan rendah sering kali menyebabkan pengemudi lebih sering melakukan pengereman dan akselerasi. Perubahan dari kecepatan rendah ke sedang secara berulang menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. Oleh karena itu, kecepatan yang lambat bukanlah jaminan irit, yang menentukan adalah seberapa stabil kecepatan yang diperoleh.
Gaya Mengemudi yang Agresif Lebih Boros Karena Percepatan yang Berlebihan
Di sisi lain, berkendara dengan kecepatan tinggi memang terkait erat dengan penggunaan bahan bakar yang lebih besar. Alasannya cukup sederhana: semakin dalam akselerasi, semakin banyak bahan bakar yang dialirkan ke ruang bakar. Gaya mengemudi yang agresif dengan pembukaan dan penutupan gas secara ekstrem menyebabkan mesin bekerja lebih keras dan putaran mesin meningkat ke area yang tidak efisien dalam hal penghematan bahan bakar.
Selain itu, kecepatan yang terlalu tinggi menyebabkan peningkatan hambatan udara secara signifikan. Semakin cepat motor berjalan, semakin besar tenaga yang diperlukan untuk mengatasi hambatan udara. Pada kecepatan tertentu, penggunaan bahan bakar bisa meningkat dua kali lipat dibandingkan saat motor berjalan stabil pada kecepatan sedang.
Kecepatan Terbaik untuk Hasil yang Paling Hemat
Untuk membuat motor benar-benar hemat bahan bakar, kuncinya bukanlah berkendara pelan atau terlalu cepat, melainkan menjaga kecepatan yang stabil pada titik ideal. Hampir semua jenis motor, baik yang menggunakan karburator maupun injeksi, memiliki titik optimal efisiensi dalam kisaran kecepatan 40–60 km/jam. Pada kecepatan ini, putaran mesin berada di zona yang efisien, sehingga proses pembakaran lebih sempurna dan tenaga tidak membebani mesin secara berlebihan. Kecepatan yang tetap di jalan yang tidak sering berhenti juga membantu motor dalam menjaga konsumsi bahan bakar tetap rendah.
Gaya berkendara yang lembut, percepatan secara bertahap, tekanan ban sesuai dengan standar, serta perawatan teratur juga memberikan pengaruh besar terhadap efisiensi bahan bakar. Bahkan, sepeda motor 150 cc yang dikendarai dengan stabil bisa lebih hemat dibandingkan sepeda motor 110 cc yang digunakan dengan cara goyah dan sering melakukan akselerasi tiba-tiba.
Kesimpulannya, motor yang digunakan dengan kecepatan rendah tidak selalu lebih hemat bahan bakar, sementara motor yang sering dikendarai kencang cenderung boros. Yang paling efisien adalah menjaga kecepatan tetap pada kisaran ideal dengan gaya berkendara lembut dan konsisten.***





Saat ini belum ada komentar