Kemenhub Cek Kelaikan Kapal di Pelabuhan Jelang Nataru
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Jum, 14 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Departemen Perhubungan (Kemenhub) mulai melakukan pengujian kelaiklautan kapal penumpang di beberapa pelabuhan, menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) yang akan datang dalam sebulan mendatang.
Sekretaris Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud mengatakan, kegiatan pengujian atauramp checkini adalah prioritas utama dalam memastikan seluruhkapalpenumpang yang akan beroperasi selama masa liburan Natal dan Tahun Baru dalam kondisi siap pakai (layak laut).
Masyhud menekankan bahwa keselamatan dalam pelayaran adalah hal yang mutlak, terutama mengingat akan meningkatnya jumlah penumpang selama masa Nataru 2025/2026.
“Kami memerintahkan seluruh Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Ditjen Hubla, mulai dari Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan hingga Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, untuk melakukan pemeriksaan dengan cermat dan tanpa ada pengurangan,” ujar Masyhud dalam keterangan resmi, yang dilaporkan pada Jumat (14/11/2025).
Direktorat Jenderal Hubungan Laut telah membentuk Tim Uji Petik yang akan melakukan pemeriksaan ramp check di beberapa pelabuhan dengan jumlah penumpang tinggi guna memastikan Unit Pelaksana Teknis di daerah melaksanakan uji petik sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Ada 15 pelabuhan di Indonesia, antara lain Tanjung Perak, Makassar, Batam, Ambon, Banten, Bitung, Dumai, Sorong, Kendari, Kotabaru-Batulicin, Ternate, Kupang, Tanjung Wangi, Merauke, dan Muara Angke.
Dalam hal pemeriksaan kategori temuan dibagi menjadi dua golongan, yaitu Minor Deficiency atau hasil pemeriksaan yang tidak menimbulkan ancaman langsung.
Kemudian, Kekurangan Utama atau temuan yang secara langsung mengancam keselamatan jiwa di laut, pencemaran lingkungan laut, dan barang muatan.
Berdasarkan beberapa ketidaksesuaian, Tim Uji Petik memberikan saran agar memenuhi ketidaksesuaian tersebut paling lambat tanggal 12 Desember 2025. Jika dalam hingga batas waktu yang ditentukan belum terpenuhi, maka kapal dilarang beroperasi sampai ketidaksesuaian tersebut terpenuhi.
Pusat perhatian dalam pelaksanaan uji coba mencakup aspek teknis kapal, aspek keselamatan, aspek dokumen dan sertifikasi kapal, serta kualifikasi awak kapal.
Berdasarkan hasil temuan sementara di Makassar terhadap KM Bukit Siguntang yang dimiliki oleh PT PELNI (Persero) dan KM Dharma Kartika III dari PT Dharma Lautan Utama (DLU), kapal dalam keadaan layak berlayar. Namun, ditemukan beberapa hal yang perlu segera diperbaiki oleh operator kapal.
Kasubdit Kepelautan dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Hasan Sadili, mengatakan bahwa ketidaksesuaian hasil pemeriksaan harus segera dipenuhi sebelum batas waktu yang ditentukan.
Mirip dengan temuan di Banyuwangi, setelah dilakukan pemeriksaan, Tim Uji Petik menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kondisi kapal penumpang yang akan beroperasi dalam keadaan baik dan layak berlayar, hanya terdapat beberapa temuan pada kapal yang perlu segera diperbaiki.
Sementara itu, Direktur Perkapalan dan Kepelautan Samsuddin mengimbau, agar seluruh pengelola dan kapten kapal yang melayani Angkutan Natal dan Tahun Baru dapat melakukanself-inspectionuntuk memastikan perahu mereka dalam kondisi baik dan layak berlayar.
“Melalui pengujian ini, kami berharap dapat memastikan armada angkutan laut yang beroperasi telah sesuai dengan peraturan yang berlaku serta mematuhi aturan keselamatan pelayaran,” katanya.
Kecelakaan Kapal 2025
Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan sekaligus Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Suntana menyampaikan bahwa kelangsungan angkutan maritim tersebut tidak dapat dipisahkan dari peran kapten dan awak kapal (ABK), bahkan para penumpang itu sendiri.
Suntana meminta kepada para pemilik kapal untuk lebih memperhatikan dan memberi motivasi kepada para pekerja, agar kejadian sebelumnya seperti tenggelamnya kapal atau terbakarnya kapal tidak terulang lagi.
Berdasarkan dugaan sementara, kata Suntana, kejadian tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali yang membawa puluhan penumpang dan kendaraan pada 2 Juli 2025 lalu, disebabkan oleh kelalaian.
“Konon katanya, lupa menutup bagian bawah mesin, karena kapalnya LCT [Landing Craft Tank], mungkin air masuk dan sebagainya,” ujar Suntana beberapa waktu lalu.
Sementara mengenai kejadian kebakaran KM Barcelona VA di perairan Talise, Minahasa Utara pada 20 Juli lalu, dugaan sementara menyebutkan bahwa api berasal dari kamar penumpang.
“Kemungkinan kebakaran terjadi di kamar penumpang. Oleh karena itu, kita masih memiliki waktu dan kita akan bekerja sama agar hal ini tidak terulang lagi,” katanya.
Akibatnya, berdasarkan data dari Basarnas Manado, tercatat sebanyak 571 orang, di mana 568 orang dinyatakan selamat dan tiga orang dinyatakan meninggal dunia. ***





Saat ini belum ada komentar