Jaafar Jackson, Keponakan Michael Jackson yang Siap Bangkitkan Warisan Raja Pop di Layar Lebar
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 11 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Ada darah musik yang mengalir deras dalam diri Jaafar Jermiah Jackson. Kini, darah itu siap menghidupkan kembali sosok pamannya, Michael Jackson, dalam film biografi ambisius berjudul“Michael” yang diproduksi oleh Lionsgate dan dijadwalkan tayang pada 24 April 2026.
Jaafar, putra dari Jermaine Jackson — salah satu anggota The Jackson 5 — bukanlah nama asing di kalangan penggemar musik yang mengikuti perjalanan keluarga Jackson. Namun kini, dunia menatapnya dengan ekspektasi baru: apakah ia mampu menyalakan kembali pesona tak tergantikan sang Raja Pop di layar lebar?
Film “Michael”, disutradarai oleh Antoine Fuqua dan diproduksi oleh Graham King (Bohemian Rhapsody), menjanjikan kisah yang tidak hanya menggambarkan kemegahan karier Michael Jackson, tetapi juga pergulatan batin, konflik keluarga, dan dedikasi luar biasa di balik panggung. Fuqua menggambarkan Jaafar sebagai “roh yang memantulkan cahaya Michael — bukan sekadar menirunya, tetapi menghidupkannya.”
Bagi Jaafar, peran ini lebih dari sekadar proyek film. “Saya merasa terhormat bisa menghidupkan kisah pamanku, Michael,” tulisnya di akun Instagram pada Januari 2023. “Ini adalah impian sekaligus tanggung jawab besar.” Ucapan itu mencerminkan beban emosional sekaligus tekad seorang keponakan yang tumbuh di bawah bayang-bayang legenda.
Lahir di Los Angeles pada 25 Juli 1996, Jaafar tumbuh di tengah atmosfer musik yang begitu kental. Ayahnya, Jermaine, adalah vokalis utama The Jackson 5; ibunya, Alejandra Oaziaza, juga pernah terlibat dalam industri hiburan. Sejak kecil, Jaafar dikelilingi oleh suara piano, denting drum, dan kisah-kisah kejayaan keluarga Jackson.
Namun, Jaafar tidak hanya mengandalkan nama besar keluarganya. Pada usia 12 tahun, ia sudah mulai berlatih menyanyi dan menari. Ia mengasah bakatnya lewat lagu-lagu klasik Sam Cooke, Marvin Gaye, hingga Nat King Cole — nama-nama yang juga menginspirasi Michael Jackson di masa muda.
Pada 2019, Jaafar melangkah ke dunia musik profesional lewat single debutnya, “Got Me Singing”. Video musiknya menampilkan gaya menari yang enerjik, suara lembut khas R&B, dan gestur panggung yang mengingatkan dunia pada sang paman. Kritikus menyebutnya sebagai “kilas balik Michael dengan sentuhan modern.”
Namun, perjalanan karier Jaafar tidak berhenti pada musik. Beberapa tahun setelah single debutnya, ia mulai tertarik pada dunia akting — sebuah langkah yang akan membawanya menuju proyek film terbesarnya sejauh ini. “Michael” menjadi debut akting layar lebarnya, namun sutradara Fuqua mengaku terkesan pada kemampuan alami Jaafar dalam meniru ritme tubuh dan ekspresi emosi pamannya.
“Saya tidak melihat aktor yang berusaha menjadi Michael,” kata Fuqua dalam wawancara dengan Deadline. “Saya melihat seseorang yang benar-benar memahami siapa Michael Jackson — baik sebagai manusia, maupun sebagai ikon budaya.”
Jaafar sebelumnya sempat muncul di serial dokumenter keluarga “The Jacksons: Next Generation” (2015) serta video musik “Love One Another”milik Tito Jackson (2021). Meskipun perannya kecil, hal itu memperlihatkan sisi asli Jaafar: rendah hati, penuh penghormatan terhadap warisan keluarganya, tetapi tetap berupaya menemukan identitasnya sendiri.
Di luar dunia hiburan, Jaafar memiliki sisi yang lebih tenang. Ia pernah berkeinginan menjadi pemain golf profesional, menikmati waktu luang dengan melukis, dan memiliki ketertarikan besar terhadap dunia mode sertatravelling. Hong Kong dan Australia merupakan dua negara yang disukai karena keindahan alam serta kehangatan penduduknya. Paris, menurutnya, adalah tujuan idaman — “tempat di mana seni dan romansa bersatu.”
Kini, pada usia 29 tahun, Jaafar berada di perempatan antara warisan dan masa depan. Ia menyadari bahwa posisi ini tidak hanya terkait dengan berakting, tetapi juga menjaga semangat warisan yang ditinggalkan pamannya tetap menyala. “Saya ingin dikenal bukan karena nama keluarga saya,” katanya dalam sebuah wawancara. “Saya ingin dikenal karena karya yang berarti.”
Lionsgate memiliki ekspektasi tinggi terhadap film ini. Kepala Motion Picture Group, Adam Fogelson, menyebut“Michael”sebagai proyek yang “akan menggabungkan keajaiban musik, kisah pribadi, dan kekuatan sinematik untuk satu generasi.” Studio bahkan merilisteaserpertama kali pada 6 November 2025, menandai dimulainya gelombang promosi internasional.
Film ini diharapkan menjadi salah satu biopik musik yang paling ditunggu-tunggu pada tahun 2026, mengikuti keberhasilanBohemian Rhapsody dan Rocketman. Melalui kombinasi antara realisme, perasaan, dan pesona kenangan lama,“Michael”diharapkan bukan hanya sekadar penghormatan, tetapi juga kesempatan baru untuk mengenal sosok yang mengubah wajah musik dunia.
Ketika layar bioskop nanti mulai gelap dan suara pembukaan“Billie Jean”menggema, dunia akan menyaksikan — bukan hanya kisah seorang legenda, tetapi juga perjalanan seorang keponakan yang berusaha menemukan suaranya sendiri dalam gema abadi keluarga Jackson.***





Saat ini belum ada komentar