Gumuk Jember, Perubahan Lingkungan Akibat Penambangan Gumuk di Jember Paling Besar di Asia, Kini Mulai Menghilang
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 17 menit yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Gumuk, yang merupakan bentukan alam berupa bukit kecil, memiliki peran penting dalam ekosistem wilayah Jember. Dikenal sebagai salah satu daerah dengan jumlah gumuk terbanyak di Asia, Jember kini menghadapi ancaman serius akibat penambangan yang terus berlangsung. Berdasarkan data dari para ahli geologi, jumlah gumuk di wilayah ini telah berkurang sekitar 10 hingga 13 persen antara tahun 1990 dan 2025.
Banyak orang tidak menyadari bahwa gumuk bukan hanya sekadar bentukan alam, tetapi juga memiliki fungsi ekologis yang sangat vital. Seorang geolog asal Jember, Firman Syauqi, menjelaskan bahwa gumuk bisa menjadi penyerap air ketika terjadi hujan deras. Fungsi ini membantu mencegah banjir dan melindungi lingkungan sekitarnya dari dampak buruk perubahan iklim.
Fungsi Ekologis Gumuk
Gumuk terbentuk dari hasil longsoran Gunung Raung Purba, sehingga mengandung pecahan batuan vulkanik yang dapat menyerap dan menyimpan air. Di antara celah-celahnya, air dapat disimpan selama beberapa waktu, memberikan pasokan air yang stabil bagi tanaman dan ekosistem sekitarnya. Selain itu, gumuk juga berperan sebagai pemecah angin, melindungi permukiman dan lahan pertanian dari badai yang semakin intens akibat perubahan iklim.
Sayangnya, penambangan yang dilakukan secara ilegal atau tidak terkendali telah mengurangi jumlah gumuk secara signifikan. Hal ini memicu peningkatan risiko bencana seperti banjir dan erosi tanah. Menurut Firman, jika gumuk hilang, maka potensi kerusakan lingkungan akan semakin besar, terutama di daerah yang rawan bencana.
Ancaman Terhadap Keanekaragaman Hayati
Penurunan jumlah gumuk juga berdampak pada keanekaragaman hayati. Banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bergantung pada kondisi alami gumuk untuk bertahan hidup. Tanpa adanya gumuk, habitat alami tersebut akan terganggu, yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup spesies tertentu.
Selain itu, penggunaan lahan untuk tambang juga mengubah struktur tanah dan mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air. Hal ini meningkatkan risiko banjir dan erosi, yang pada akhirnya merugikan masyarakat setempat.
Upaya Konservasi dan Pengelolaan
Meski tantangan besar menghadang, berbagai upaya sedang dilakukan untuk melestarikan gumuk di Jember. Pemerintah setempat dan organisasi lingkungan mencoba mengembangkan kebijakan yang lebih ketat terkait penambangan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gumuk sebagai bagian dari ekosistem juga mulai digencarkan.
Beberapa lembaga penelitian dan universitas juga turut berkontribusi dalam memetakan area gumuk yang masih tersisa serta merekomendasikan strategi pengelolaan yang berkelanjutan. Namun, diperlukan kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha agar gumuk Jember dapat tetap lestari.
Tantangan Masa Depan
Dalam jangka panjang, ancaman terhadap gumuk di Jember akan semakin nyata jika tidak ada tindakan efektif. Perubahan iklim, penambangan ilegal, dan pembangunan infrastruktur yang tidak terencana dapat mempercepat hilangnya gumuk. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kebijakan pengelolaan lingkungan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan. ***





Saat ini belum ada komentar