Bencana Alam di Lumajang: Banjir dan Longsor Menewaskan Satu Orang, Dua Warga Hilang
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 4 Nov 2025
- comment 0 komentar

(foto hanya pemanis)
DIAGRAMKOTA.COM – Bencana alam kembali mengguncang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hujan deras yang terjadi sejak awal November 2025 menyebabkan banjir dan longsor yang melanda delapan kecamatan. Peristiwa ini menimbulkan korban jiwa dan kerusakan besar pada infrastruktur serta rumah warga.
Korban Jiwa dan Pencarian Warga Hilang
Salah satu korban meninggal dalam bencana ini adalah Supandi (54), warga Desa Bago, Kecamatan Pasirian. Ia tewas setelah tertimpa pohon saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Supandi dirawat intensif selama dua hari di RSUD Pasirian sebelum akhirnya meninggal dunia.
Selain itu, dua warga asal Kabupaten Malang, Rika Yulia Safitri (29) dan anaknya Aldafiatul Rifka Salimah (7), masih hilang setelah terseret arus Sungai Glidik di perbatasan Lumajang dan Malang. Mereka dinyatakan hilang setelah mencoba menyeberangi sungai saat cuaca ekstrem.
Kerusakan Infrastruktur dan Rumah Warga
Di Desa Tamanayu, Kecamatan Pronojiwo, longsor menyebabkan kerusakan pada dua rumah warga. Salah satunya adalah rumah milik Toyib, di mana tembok belakangnya ambrol. Sementara itu, rumah milik M. Nur mengalami kerusakan pada bagian pondasi akibat tanah yang tergerus.
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan kini sedang melakukan pencarian terhadap warga yang hilang dan pembersihan material longsor. Mereka juga berupaya memperbaiki jalan-jalan yang terganggu oleh bencana.
Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat
Menyusul dampak luas bencana, Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat banjir dan tanah longsor selama tujuh hari, mulai tanggal 1 hingga 7 November 2025. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat penanganan di delapan kecamatan yang terdampak, yaitu Pasirian, Tempursari, Pronojiwo, Candipuro, Lumajang, Kedungjajang, Sukodono, dan Padang.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, menjelaskan bahwa fokus utama pemerintah adalah pembersihan material longsor, perbaikan jalan, serta pembangunan dapur umum bagi warga terdampak. Selain itu, pemerintah juga terus memperkuat koordinasi lintas instansi untuk memastikan langkah-langkah kedaruratan berjalan cepat dan efektif.
Upaya Penanganan Darurat
Agus menegaskan bahwa pemerintah akan terus bekerja sama dengan BPBD, TNI-Polri, relawan, dan perangkat desa. Tujuannya adalah memastikan keselamatan warga di daerah rawan bencana serta mempercepat pemulihan kondisi di wilayah terdampak.
Pemkab juga berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak bencana. Hal ini termasuk bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal sementara.
Kondisi Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem yang terjadi di Lumajang menjadi salah satu faktor utama penyebab bencana. Hujan deras dan angin kencang yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan peningkatan debit air di sungai-sungai dan mengakibatkan banjir serta longsoran tanah.
Para ahli memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari area rawan bencana. Mereka juga menyarankan agar warga tidak melakukan aktivitas di dekat sungai atau lereng gunung saat cuaca buruk.
Kesimpulan
Bencana banjir dan longsor di Lumajang menunjukkan pentingnya persiapan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem. Meskipun pemerintah dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat, diperlukan komitmen jangka panjang untuk mencegah terulangnya bencana serupa. Masyarakat juga diminta untuk tetap waspada dan mematuhi anjuran dari pihak berwenang. ***





Saat ini belum ada komentar