Busa Putih Kembali Muncul di Sungai Kalisari Damen, DLH: Akibat Limbah Deterjen
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 21 Okt 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Fenomena busa putih tebal kembali muncul di aliran sungai Jalan Kalisari Damen, Surabaya, pada Senin (20/10/2025). Pemandangan tersebut sempat menarik perhatian warga sekitar, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memastikan bahwa busa itu bukan limbah industri, melainkan akibat pembuangan deterjen rumah tangga ke sungai.
Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto, menegaskan bahwa kemunculan busa putih tersebut merupakan masalah tahunan yang selalu berulang akibat polutan dari aktivitas mencuci warga.
“Sebenarnya harusnya di rumah itu ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal. Jadi sebelum dibuang ke sungai itu mestinya deterjen diolah dulu di IPAL tersebut,” jelas Dedik.
Menurutnya, zat kimia dalam deterjen yang tidak melalui proses pengolahan akan mengendap di dasar sungai, dan saat kondisi aliran berubah, endapan tersebut kembali muncul ke permukaan membentuk busa.
“Tanpa pengolahan, zat deterjen yang dibuang akan mengendap sebagai polutan di dasar sungai. Itu hilang atau tidak, tergantung dari limbah yang dibuang masyarakat ke sungai, karena zat dari detergen itu mengendap,” ujarnya.
Dedik mengakui, laporan mengenai busa putih di titik Kalisari Damen selalu muncul setiap tahun, menandakan perlunya solusi jangka panjang. Salah satunya dengan pembangunan IPAL komunal di kawasan pemukiman sekitar.
“Memang harus dibangunkan IPAL secara skala komunal, ini masih terus kami komunikasikan,” imbuhnya.
Selain upaya teknis, DLH juga gencar melakukan pendekatan edukatif kepada warga untuk mengurangi penggunaan deterjen secara berlebihan.
“Kami juga terus melakukan edukasi ke masyarakat terkait upaya preventif dengan mengurangi pemakaian deterjen,” pungkas Dedik.
Fenomena busa putih di sungai-sungai Surabaya sendiri menjadi pengingat pentingnya kesadaran lingkungan di tingkat rumah tangga, sebab limbah domestik yang tampak sepele ternyata dapat menimbulkan dampak visual dan ekologis serius bila terus diabaikan. (dk/nw)




