Manusia Silver Tambal “Jeglongan Sewu” Waru, Demi Keselamatan Pelajar

DAERAH535 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Di tengah terik matahari yang menyengat pada Rabu siang (16/4), sebuah pemandangan menyentuh hati terlihat di Jalan H Anwar Hamzah, Desa Tambakoso, Kecamatan Waru. Seorang manusia silver, biasa dikenal sebagai pengamen jalanan, tampak sibuk menambal lubang-lubang di jalan yang sudah lama dijuluki warga sebagai “jeglongan sewu”.

Dialah Udin (31), pria yang sehari-hari mengamen dengan tubuh penuh cat silver. Namun kali ini, ia turun tangan secara sukarela memperbaiki jalan rusak menggunakan gragal(red)—tanpa bayaran, tanpa sorotan.

“Saya sering lihat anak sekolah jatuh. Jadi takut kalau anak-anak itu celaka gara-gara jalan ini,” ungkap Udin dengan mata berkaca-kaca. Ia mengaku tergerak karena sering menyaksikan pelajar menjadi korban kecelakaan. Pemandangan itu selalu membawanya mengingat sang anak di rumah.

Baca Juga :  Bantuan Langsung Dana Desa Tahap Dua Desa Tanggunggununwg untuk Kesejahteraan disalurkan

“Kalau ada pelajar jatuh, saya langsung kepikiran anak saya. Mudah-mudahan kebaikan ini bisa jadi kebaikan juga buat anak saya,” ujarnya lirih.

Udin sudah melakukan aksi ini sejak tiga hari lalu. Ia menambal lubang-lubang jalan seorang diri, mengambil gragal sedikit demi sedikit untuk mengurug bagian yang membahayakan pengendara. Jalan rusak tersebut diperkirakan mencapai 500 meter panjangnya, dengan ratusan lubang yang tersebar di berbagai titik.

“Saya enggak tahu sejak kapan rusaknya. Tapi tiap saya ngamen lewat sini, lubangnya makin banyak. Akhirnya saya urug aja,” tambahnya.

Aksi mulia Udin menuai simpati warga. Winda (32), warga sekitar, membenarkan bahwa kondisi jalan memburuk dalam tiga bulan terakhir. Terlebih saat hujan turun, genangan air membuat lubang jalan tak terlihat, hingga kerap menimbulkan kecelakaan.

Baca Juga :  Mangkunegaran Surakarta Adakan Peringatan Hari Jadi ke-268 Untuk Melestarikan Budaya

“Kalau banjir, banyak pengendara motor yang jatuh. Lubangnya tertutup air, jadi enggak kelihatan,” ujar Winda.

Ia berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki jalan yang telah lama menjadi keresahan masyarakat.

Aksi Udin menjadi simbol kepedulian warga terhadap lingkungannya. Ia bukan pejabat, bukan kontraktor jalan, namun langkah kecilnya memberi pesan besar tentang rasa tanggung jawab, tentang kemanusiaan, dan tentang cinta pada sesama.(Dk/di)

Share and Enjoy !