Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » FORUM OPINI » ANTRIAN OPERASI KASUS HUKUM DAN POLITIK TEBANG PILIH

ANTRIAN OPERASI KASUS HUKUM DAN POLITIK TEBANG PILIH

  • account_circle Arie Khauripan
  • calendar_month Kam, 4 Jul 2024
  • comment 0 komentar

Oleh: Saiful Huda Ems.

Diagram Kota Surabaya – Amboy, betapa bersemangat dan bringasnya Rezim Nepotis ini mendaftar dan menarget tokoh-tokoh kritis, yang pernyataan-pernyataan politiknya seringkali bersebrangan dengannya. Padahal seharusnya di era demokrasi seperti ini, suara-suara kritis harusnya didengar dan diperhatikan dengan serius.

Sebab itu bisa jadi merupakan pendapat atau opini kedua (second oponion) untuk menjadi penyeimbang informasi yang selayaknya dibutuhkan oleh para penentu kebijakan pemerintahan. Namun sayang sekali syahwat politik penguasa ini begitu besar sekali, hingga ia buta mata dan telinga untuk dapat melihat dan mendengar kebenaran dari sisi lainnya (para kritikus).

Rezim Nepotis rupanya bukan lagi suka mengabaikan suara-suara kritis yang bersebrangan dengannya, namun malah seakan merancang operasi khusus (Opsus) untuk menarget mereka, hingga tokoh-tokoh kritis seperti Anies Baswedan dan Hasto Kristiyanto terus menerus dicari-cari kesalahannya, sekecil apapun.

Padahal kedua tokoh itu secara ideologis belum tentu sama, bahkan dahulunya sering bersebrangan. Namun tentu saja dalam menyikapi Rezim Nepotis tentu mereka sama, satu arah menghadapkan kepal tangan perlawanannya.

Bertahun-tahun Rezim Pinokio sebelum akhirnya bertambah parah dengan berganti menjadi Rezim Nepotis, berusaha semaksimal mungkin untuk menjegal dan memenjarakan Anies melalui berbagai operasi hukum, dari kasus Formula E hingga kasus Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Namun sampai detik ini tidak ada satupun informasi valid bahwa KPK telah menetapkan Anies Baawedan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi Formula E maupun korupsi pembangunan JIS.

Bahkan yang ada, operator politik Rezim Nepotis Jokowi yang sebelumnya ditempatkan di KPK, yakni Firli Bahuri malah terjerat kasus korupsi dan dipecat dari pimpinan KPK.

Dengar-dengar, Firli Bahuri mantan Ketua KPK ini sekarang sudah ditetapkan sebagai tersangka, karena–konon–Firli telah membuka informasi mengenai keterlibatan putra dan menantu Sang Tuan Nepotis atas berbagai kasus-kasus gratifikasi dalam proyek-proyek strategis dan pengelolaan tambang. Waowww…

Bukan hanya itu saja, Rezim Nepotis ini juga pernah berusaha menjegal pencapresan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dengan berbagai isu dan tuduhan yang dibuat-buat. Namun semuanya tetap gagal total dan Anies serta Ganjar Pranowo tetap maju melenggang sebagai Capres 2024.

Meskipun suara perolehannya digarong oleh Rezim Nepotis. Masak perhitungan perolehan suara Pilpres 2024 sudah keluar duluan sehari sebelum rakyat datang ke TPS-TPS untuk memilih Capresnya. Masak server penghitungan suara KPU disembunyikan di Singapura, dan setelah ketahuan dan diprotes sana-sini, baru dipindah di negeri sendiri. Memangnya yang mau Pemilu siapa?.

Adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang menerima banyak informasi dari para ahli digital forensik dan telematika seperti Roy Suryo bersama para ahli lainnya. Dari para ahli digital forensik inilah Hasto bersuara menggelegar, seolah hendak memecah gendang telinga Rezim Tiran.

Hasto tidak hanya bersuara keras soal kecurangan Pilpres, namun juga bersuara keras soal penghancuran demokrasi yang dilakukan oleh Rezim Pembohong. Protes Hasto soal Keputusan Mahkamah Konstitusi No.90 Tahun 2023 yang membuka tabir rahasia Sang Pembohong di balik keputusan Sang Paman Usman misalnya, telah berakibat mengguncangkan dunia akademisi seantero negeri, hingga para Profesor, Rektor, Guru Besar dan Mahasiswa turun ke jalan memberikan perlawanan pada Rezim Tiran.

Maka tak ayal, Hasto yang sudah membuat guncang dinding istana, dan membuat Sang Permaisuri melotot, marah-marah–karena merasa cawe-cawe untuk pencawapresan anaknya diungkap ke publik–dijadikan target operasi khusus hukum berikutnya. Itulah mengapa, suara kritis Hasto soal kecurangan Pilpres 2024 hendak dipersoalkan di Polda Metro Jaya, dengan tuduhan terindikasi penyebaran hoax.

Padahal yang bicara keras soal kecurangan Pilpres 2024 itu bukan hanya para politisi seperti Hasto, melainkan juga para akademisi kampus sampai Tukang Bakso dan Bajigur juga bersuara keras !. Selain itu, soal wawancara Hasto dengan wartawan stasiun televisi itu harusnya ranahnya di Dewan Pers, bukan di kepolisian, sebab itu pokok persoalannya adalah jurnalis dan pemberitaan media.

Tak hanya sampai disitu, kasus suap recehan Harun Masiku pada oknum KPU yang sudah empat tahun terkubur bumi, alias sudah tidak relevan untuk dihidupkan lagi, eee…ternyata dihidupkan lagi oleh Rezim Kemajuan Keluarga. Sedangkan Hasto Kristiyanto sendiri, tidak pernah sekalipun dinyatakan oleh pengadilan tersangkut kasus ini, ketika kasus ini sudah disidangkan dan inkrah di tahun 2020.

Rezim Nepotis memang suka mengada-ada yang seharusnya tidak perlu ada, sedangkan yang ada, seperti kasus dugaan keterlibatan korupsi Airlangga Hartarto, yang sempat diperiksa oleh Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi Izin Ekspor Minyak Sawit Mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya, termasuk Minyak Goreng pada periode 2021-2022, sampai saat ini kelanjutan proses hukumnya hilang ditelan kabut politik.

Lalu kasusnya Dito Aritedjo (Menpora) yang terindikasi dugaan korupsi Proyek Pengadaan Menara BTS 4G, juga hilang ditelan kabut politik. Ada lagi kasusnya Zulkifli Hasan (Menteri Perdagangan), yang terindikasi korupsi Penyalah Gunaan Kewenangan dalam kegiatan Importasi Gula –sengaja awal hurufnya saya besarkan–di Kementerian Perdagangan tahun 2015, juga hilang ditelan kabut pilitik.

Masih banyak lagi kasus-kasus korupsi jumbo yang melibatkan pejabat-pejabat jumbo penyembah Rezim Nepotis ini yang bisa kita sebut, namun aneh bin ajaib, hingga detik ini tidak juga dilanjutkan proses hukumnya, hanya karena mereka sudah bersedia dijadikan pion-pion politik kakak iparnya Paman Usman, alias Ketua Genk Solo yang merajai Nusantara di era Demokrasi yang ia perdayai ini.

Inilah yang banyak disebut oleh para tokoh akademisi dan pemikir-pemikir kebhinekaan Indonesia saat ini, seperti Prof. Sulistiyowati, Pak Saidi, Romo Magnis Suseno dll. dengan Penegakan Hukum Tebang Pilih. Ambyarlah Indonesia kalau begini caranya memimpin bangsa dan negara. (dk/SHE).

Penulis:  Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer and Journalist.

  • Penulis: Arie Khauripan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Dukung Tumbuh Kembang Anak Papua, Personel Ops Damai Cartenz-2025 Berbagi Susu Kotak di Mimika

    • calendar_month Kam, 30 Jan 2025
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 18
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Pada sela-sela pelaksanaan tugas operasinya di Papua, personel Operasi Damai Cartenz yang bertugas di Kabupaten Mimika, Papua Tengah menyempatkan diri mengitari jalanan kota Mimika berbekal sejumlah kotak susu untuk dibagikan kepada anak-anak yang dijumpai sedang beraktivitas atau bermain di sore hari pada Selasa, (28/1) bertempat di ruas jalan Cenderawasih, SP2 dan SP3, Kabupaten […]

  • Gelar Pelatihan Paralegal Ke-2, Ketum ABR-I Berikan Penghargaan Kepada M.Nurullah RS

    • calendar_month Ming, 23 Feb 2025
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 20
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Adakan Pelatihan Paralegal Angkatan Ke-2, Ketua Umum (Ketum) Advokat Bela Rakyat Indonesia (ABR-I), Hermawan berikan penghargaan kepada Ketua Umum, Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (Ketum DPP PWDPI), M.Nurullah RS, sebagai Mitra Aktif Media Pemberitaan. Pelatihan Paralegal juga diikuti oleh berbagai elemen masyarakat dan praktisi hukum, yang diselenggarakan di Convention Hall Begadang Resto Bandar […]

  • Pemusnahan Sabu, Ganja, dan Miras di Surabaya: Langkah Tegas Jaga Keamanan Kota

    • calendar_month Sen, 30 Des 2024
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 24
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Polrestabes Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan kota dengan memusnahkan barang bukti narkoba dan minuman keras (miras) hasil operasi sepanjang tahun 2024. Dalam acara resmi yang digelar baru-baru ini, belasan kilogram sabu, kantong besar ganja, dan ribuan botol miras dimusnahkan di hadapan jajaran kepolisian dan masyarakat. Barang bukti yang dimusnahkan meliputi: 15,045 […]

  • Serunya Classmeeting SMAN 18 Surabaya: Satukan Energi, Ciptakan Momen Tak Terlupakan!

    • calendar_month Jum, 20 Des 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 34
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – SMA Negeri 18 Surabaya sukses menggelar kegiatan Classmeeting 2024 selama tiga hari pada tanggal 13, 16, dan 17 Desember. Kegiatan ini diadakan setelah siswa menyelesaikan Penilaian Akhir Semester (PAS) semester ganjil, dengan tema yang unik dan penuh makna, yaitu “Repablick (Forena energi, skapa ogonblick)” yang berarti “Satukan Energi, Satukan Momen.” Kasminah, S.Pd., Kepala […]

  • Lomba Memancing Awak Media Berhadiah Umroh Meriahkan Perayaan HUT Bhayangkara ke-78

    • calendar_month Jum, 28 Jun 2024
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 18
    • 0Komentar

    Diagram Kota Surabaya – Jumat (28/6/2024) – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Timur menggelar lomba memancing berhadiah umroh dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-78. Acara ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara kepolisian dan awak media, serta mengapresiasi peran jurnalis dalam liputan informatif kepada masyarakat. Sebanyak 80 jurnalis dari berbagai media di […]

  • Berapa Lama PPPK Paruh Waktu? Ini Jadwal dan Aturannya

    • calendar_month Rab, 17 Sep 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 16
    • 0Komentar

    Skema PPPK Paruh Waktu: Solusi untuk Tenaga Honorer yang Tidak Lolos Seleksi DIAGARAMKOTA.COM – Bagi para tenaga honorer yang belum berhasil lolos dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) penuh, skema PPPK Paruh Waktu menjadi alternatif menarik. Skema ini memberikan peluang bagi mereka untuk tetap berkontribusi dalam pelayanan publik […]

expand_less
Exit mobile version