Refleksi Hari Kartini: Ini Alasan Perempuan Wajib Baca! Madilog Karya Tan Malaka

*OLEH: AGUNG HARI (Suami Sayang Istri)

DIAGRAMKOTA.COM – Hari Kartini bukan hanya soal mengenang sosok perempuan hebat dalam sejarah. Tapi juga momen refleksi tentang bagaimana perempuan hari ini masih terjebak dalam berbagai bentuk ketidakadilan, termasuk dalam pola pikir yang diwariskan dari masa lalu.

Namun, bukan berarti tulisan ini mendiskreditkan maupun diskriminasi kaum laki-laki, dan lelaki tidak harus membaca. Laki-laki harus baca juga dong, membaca tidak ada ruginya (hehehe). Tidak seperti itu, akan tetapi  hingga hari ini perempuan masih menjadi korban.

Nah, satu karya penting yang sangat relevan untuk perempuan Indonesia hari ini adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) karya Tan Malaka. Meski ditulis puluhan tahun lalu, pesan-pesannya masih terasa hidup, terutama dalam konteks pembebasan perempuan dari belenggu budaya dan cara berpikir feodal-mistik.

Hari Kartini, Kenapa perempuan wajib baca Madilog? Ini 5 alasannya:

1. Melawan Logika Mistika yang Kerap Menyudutkan Perempuan

Tan Malaka dengan tegas menolak cara berpikir mistik yang sering dijadikan alat untuk mengontrol perempuan. Dari mitos soal “perempuan pembawa sial” hingga keyakinan bahwa “tempat perempuan hanya di dapur”—semuanya lahir dari logika yang tidak ilmiah dan menindas.

2. Membangun Cara Pikir Kritis dan Ilmiah

Madilog mendorong siapa pun, termasuk perempuan, untuk berpikir rasional. Ini penting agar perempuan tak mudah dikendalikan oleh opini tanpa dasar, hoaks, maupun manipulasi budaya yang merugikan.

3. Memberdayakan Diri Lewat Pengetahuan

Dengan memahami dasar materialisme, dialektika, dan logika, perempuan bisa lebih percaya diri menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam pendidikan, karier, dan politik.

4. Menolak Takdir yang Dipaksakan

Banyak perempuan masih dianggap “takdirnya” adalah melayani. Padahal, Madilog mengajarkan bahwa realitas dibentuk oleh sebab-akibat yang bisa diubah, bukan ditentukan oleh nasib atau kepercayaan buta.

5. Memerdekakan Diri dari Budaya Patriarki

Cara pikir mistik dan feodal seringkali digunakan untuk membenarkan dominasi laki-laki. Madilog menjadi senjata filosofis untuk membongkar dan menggugat sistem itu, membuka jalan bagi kesetaraan.

Di Hari Kartini ini, mari para perempuan Indonesia bukan hanya memperingati perjuangan masa lalu, tapi juga melanjutkannya dengan membaca dan memahami Madilog. Karena revolusi sejati dimulai dari pikiran, dan perempuan yang berpikir bebas adalah fondasi bangsa yang merdeka. Selamat Hari Kartini, jadilah perempuan hebat, berdaya, berani maju! *