Diagram Kota Surabaya – Liburan sekolah memang masih satu bulan lagi tepatnya setelah hari raya Idul Adha 2024. Namun untuk mampu menarik minat pengunjung di masa libur panjang, destinasi wisata tentunya harus menyiapkan beberapa hal.
Inilah yang menjadi topik menarik yang disampaikan oleh Senator terpilih asal Jawa Timur Dr. Lia Istifhama melalui wawancara singkat kepada awak media pada 11/5/2024.
Perempuan yang dikenal sebagai aktivis tersebut menyebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengelola wisata. Disingkatnya sebagai istilah CANTIK.
“Cantik disini kan cerdas, inovatif, dan kreatif. Cerdas adalah kecerdasan pengelola wisata menangkap preferensi konsumen untuk berkunjung, bukan hanya berkaitan dengan pendapatan yang mereka terima melainkan juga pendapatan daerah bahkan pendapatan nasional yang ditunjang oleh hadirnya wisatawan lokal maupun mancanegara. Jadi pengelola wisata harus semangat melakukan beragam upaya untuk menarik tempat wisatanya.”
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa cerdas menangkap peluang adalah berkaitan dengan kreatifivitas dan inovasi yang dilakukan pengelola.
“Bentuk cerdas menangkap realitas tentu berkaitan dengan bagaimana kita bisa kreatif dan inovatif. Kreatif menunjukkan identitas kuliner lokal yang menarik dan layak menjadi spot foto misalnya. Dan inovasi dalam menunjukkan sebuah event atau suguhan acara yang menunjukkan kearifan lokal dan diterima semua kalangan.”
“Diterima semua kalangan ini dalam artian, harus memiliki unsur sopan dan jika sebuah acara bertujuan memancing keseruan penonton, maka jangan sampai yang ditonjolkan justru ketegangan. Ini disebabkan banyak pengunjung anak-anak. Pun begitu terkait dengan wahana, lebih baik yang minim resiko dan mampu menyuguhkan keseruan,” imbuhnya.
Disebutnya, faktor alam tidak harus menjadi batasan peluang industri wisata.
“Semua wilayah memiliki keunggulan geografis dan demografis. Jadi jangan berkecil hati atau membatasi pada faktor alam saja. Melainkan utamakan identitas yang menarik dalam masyarakat, misalnya kampung cinta di sebuah kota metropolis yang jauh dari gunung ataupun pantai, dimana sebuah destinasi wisata isinya bertaburan hiasan instagramable yang berisi quotes romantic atau rayuan yang kocak dan unik. Ini kan juga bisa menarik pengunjung di kalangan remaja atau genzy.”
Di akhir, ia pun menekankan kolaborasi dukungan internal dan eskternal di sekitar tempat wisata.
“Keberadaan tempat wisata tentu ditunjang dua dukungan, internal dan eksternal. Internal yaitu masyarakat setempat yang menunjukkan keramahan sikap dan lingkungan. Lingkungan yang bersih, asri, teratur, ditunjang dengan masyarakat setempat yang penuh kehangatan, ramah dan terbuka, pasti membuat pengunjung merasa nyaman.”
“Sedangkan faktor eksternal disini adalah intervensi positif dari pemerintah, sebagai contoh kemudahan akses transportasi, ketersediaan jalan yang mulus, dan fasilitas yang memadai, seperti masjid beserta toilet yang dibangun atas dukungan pemerintah, di sekitar tempat wisata.”
Di akhir, anggota DPD RI Terpilih yang meraih suara tertinggi untuk perempuan non petahana tersebut pun menekankan peluang bisnis di sektor wisata akan memberikan multi efek domino dalam banyak sektor.
“Saya sangat yakin, kemajuan wisata lokal, bukan hanya menghadirkan suistanable tourism, yaitu wisatawan yang rutin hadir sebagai bentuk pariwisata berkelanjutan, tapi juga membuka banyak peluang ekonomi produktif lainnya. Pengangguran pasti lebih ditekan, UMKM pun semakin luas dan variative, bukan hanya pangan. Masyarakat pun semakin memiliki gairah berinovasi dalam banyak hal karena wilayah di sekitarnya sangat ‘hidup’ dan atraktif atau menarik.
