Ritual Melukat di Bali: Tradisi Pembersihan atau Komersialisasi?

DAERAH1217 Dilihat

Diagram Kota Denpasar – Ritual melukat, prosesi pembersihan menurut tradisi Hindu Bali dengan membasuh diri di sumber mata air yang disucikan, telah menjadi topik kontroversi terkait dengan acara pendukung pertemuan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada Mei 2024 mendatang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra membantah prosesi melukat untuk delegasi WWF sebagai upaya komersialisasi terhadap ritual keagamaan di Bali.

“Nanti kalau sudah masuk ke agenda resminya akan ditawarkan dulu kepada delegasinya siapa yang ikut. Feeling saya tidak akan semua ikut karena kan agendanya padat sekali,” kata Indra di Denpasar, dikutip diagramkota.com, Rabu (24/4/2024).

Penegasan itu disampaikan Indra untuk merespons komentar masyarakat yang merasa ajang tersebut dijadikan bisnis. Terlebih jika ribuan delegasi dibawa ke tempat yang disakralkan oleh umat Hindu di Pulau Dewata.

Baca Juga :  Murid SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng Sidoarjo Alami Gatal-Gatal Usai Terjang Banjir

Meskipun demikian, penegasan tersebut tidak mampu meredakan kekhawatiran masyarakat akan potensi komersialisasi dan dampaknya terhadap tempat-tempat suci umat Hindu di Pulau Dewata.

Kontroversi ini semakin memunculkan pertanyaan tentang apakah melukat hanya sekadar tradisi pembersihan atau sudah mulai tergerus oleh kepentingan komersial.

Salah satu lokasi melukat yang kemungkinan dipilih untuk dikunjungi delegasi WWF adalah Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar.

Indra juga menjelaskan, Pemprov Bali, tengah mempersiapkan lokasi melukat alternatif bagi para delegasi WWF. Akses menuju lokasi melukat menjadi perhatian utama mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki oleh delegasi dan peserta WWF.

Indra menekankan pentingnya mempertimbangkan aksesibilitas menuju tempat melukat di tengah banyaknya pilihan tempat melukat di Bali.

Baca Juga :  50 Tahun IWAPI, DPC IWAPI Sidoarjo Bagikan MBG di SDN Terdampak Banjir 

Terutama jika akses tersebut melibatkan perjalanan jalan kaki ke tempat-tempat melukat yang sering berada di perbukitan dan medan terjal menjadi pertimbangan serius dalam upaya penyelenggaraan ritual melukat bagi ribuan delegasi WWF.

Sebagaimana diketahui, ide untuk melibatkan ribuan delegasi WWF dalam ritual melukat ini muncul dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut berharap bahwa acara internasional ini, yang merupakan acara terakhir bagi Presiden Joko Widodo, dapat berjalan dengan sukses dan lancar. Ddiharapkan acara ini akan menjadi momen bersejarah yang berkesan bagi semua pihak yang terlibat.

Namun perlu dipertimbangkan bagaimana menjaga kesucian dan makna spiritual dari ritual melukat dalam menghadapi arus globalisasi dan industri pariwisata yang terus berkembang di Bali. (dk/niluh ishanori)

Baca Juga :  50 Tahun IWAPI, DPC IWAPI Sidoarjo Bagikan MBG di SDN Terdampak Banjir 

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *