Inisiatif Kemenkes dan Unusa untuk Melatih Santri sebagai First Aider Psikologis
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Jum, 7 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) bekerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menginisiasi program pelatihan khusus untuk santri di lima pondok pesantren di Kabupaten Sidoarjo. Program ini bertujuan untuk membangun kemampuan dasar dalam memberikan pertolongan pertama pada luka psikologis (P3LP). Pelatihan ini menargetkan santri, pengasuh, serta pendidik agar mampu menangani tekanan emosional yang sering kali tidak terlihat tetapi berdampak jangka panjang.
Tujuan Utama Program P3LP
Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk melakukan intervensi dini terhadap masalah psikologis di kalangan pesantren. Menurutnya, kelompok usia produktif (15–64 tahun) mendominasi populasi di lingkungan pesantren, sehingga risiko tekanan psikologis sangat tinggi jika tidak dikelola dengan baik.
“Kondisi itu berpotensi menimbulkan tekanan psikologis atau distress apabila tidak dikelola dengan baik,” ujarnya.
Program P3LP mencakup pelatihan tentang bagaimana memberikan first psychological aid kepada rekan yang sedang mengalami tekanan emosional. Dosen Fakultas Kedokteran Unusa, dr. Paramita Sari, menambahkan bahwa remaja pesantren sering kali menghadapi tantangan unik seperti adaptasi kehidupan komunal, tuntutan akademik, dan keterbatasan akses layanan kesehatan mental.
“Luka psikologis sering kali tidak terlihat tetapi berdampak panjang pada perilaku, prestasi, hingga relasi sosial,” jelas dr. Paramita.
Pelatihan yang Dilakukan
Selain pelatihan dasar, program P3LP juga mencakup simulasi penanganan awal kasus psikologis. Santri dan pendidik juga dilatih menjadi peer counselor atau konselor sebaya. Selain itu, program ini membentuk jejaring pendamping kesehatan mental yang terhubung dengan fasilitas kesehatan setempat.
Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di lingkungan pesantren. Dengan adanya program ini, diharapkan para santri memiliki mental yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan hidup.
Pesantren yang Terlibat
Lima pondok pesantren yang terlibat dalam program ini adalah:
- Ponpes Al Hidayah
- Ponpes As-Syafi’iyah
- Ponpes Jabal Noer
- Ponpes Burhanul Hidayah
- Ponpes Mambaul Ulum Panjunan
Program ini diharapkan menjadi percontohan nasional dalam membangun pesantren yang sehat secara fisik maupun mental.
Pendekatan Berbasis Komunitas
Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, dr. Handayani, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya nyata pencegahan gangguan psikologis dan mendukung SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan).
“Kami ingin para santri memiliki mental yang sehat dan tangguh, karena kesehatan mental merupakan pondasi utama dalam menjalani kehidupan,” ujarnya.
Program ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pesantren dan fasilitas kesehatan setempat. Dengan demikian, santri dapat memperoleh bantuan yang lebih cepat dan tepat saat mengalami masalah psikologis.
Peran Pesantren dalam Pembangunan Mental
Pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga menjadi pusat pembentukan karakter dan mental yang kuat. Dengan pelatihan ini, pesantren diharapkan bisa menjadi tempat yang aman dan mendukung kesehatan mental para santrinya.





Saat ini belum ada komentar