Strategi Politik di Balik Kebijakan Ekonomi Purbaya
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 9 Okt 2025
- comment 0 komentar

Pelantikan Purbaya dan Arah Kebijakan Fiskal Indonesia
DIAGRAMKOTA.COM – Pelantikan Purbaya sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Pemerintahan 2025 menandai pergeseran penting dalam arah kebijakan fiskal negara. Dalam pidato pertamanya, ia menyampaikan tiga poin utama yang menjadi prioritas, yaitu stabilitas fiskal jangka panjang, peningkatan investasi domestik, serta penguatan perlindungan sosial. Namun, di balik fokus ekonomi tersebut, terdapat strategi politik yang kompleks dan berpotensi memengaruhi dinamika pemerintahan.
Konsolidasi Koalisi Melalui Anggaran
Dalam sistem politik Indonesia, kebijakan fiskal sering kali digunakan sebagai alat konsolidasi koalisi. Pemerintah menggunakan distribusi anggaran strategis untuk menjaga dukungan dari partai-partai pendukung. Di bawah kepemimpinan Purbaya, alokasi belanja daerah dan proyek infrastruktur tampaknya diarahkan ke basis-basis partai koalisi besar. Hal ini dapat dilihat dari RAPBN 2025 yang memberikan porsi signifikan bagi daerah-daerah strategis.
Strategi seperti ini bukan hal baru dalam sejarah pemerintahan Indonesia. Dalam beberapa masa jabatan sebelumnya, politik anggaran menjadi instrumen utama dalam menjaga stabilitas politik. Namun, langkah Purbaya terlihat lebih sistematis dengan menggabungkan aspek fiskal dan stabilitas politik jangka menengah.
Menjaga Stabilitas Ekonomi untuk Legitimasi Politik
Stabilitas ekonomi sering menjadi dasar legitimasi pemerintahan. Purbaya memprioritaskan defisit fiskal yang terkendali dan kebijakan moneter yang sinergis dengan Bank Indonesia. Kebijakan fiskal ketat di awal masa jabatan bertujuan untuk menciptakan “kepercayaan pasar” dan menenangkan investor, sekaligus memperkuat posisi politik pemerintahan baru.
Menurut teori political business cycle, pemerintah cenderung melakukan kebijakan ekonomi strategis untuk menjaga dukungan politik. Langkah Purbaya dalam menahan ekspansi belanja populis di awal masa jabatan dapat dibaca sebagai upaya membangun fondasi stabil sebelum masuk ke periode kebijakan ekspansif menjelang pemilu berikutnya.
Kebijakan Sosial sebagai Strategi Populis Terkontrol
Meskipun fokus pada fiskal ketat, Purbaya tetap mendorong perluasan jaring pengaman sosial. Program bantuan langsung dan perluasan subsidi pendidikan menjadi prioritas. Hal ini menunjukkan strategi populisme terkendali—menjaga basis dukungan publik tanpa mengorbankan kredibilitas fiskal.
Kebijakan seperti ini sering digunakan dalam pemerintahan koalisi untuk menjaga legitimasi di tengah tekanan elite dan publik. Program sosial ini diarahkan ke kelompok masyarakat bawah yang secara politik penting, sambil memastikan kelas menengah dan pelaku usaha tidak terganggu oleh ketidakpastian fiskal.
Dimensi Personal Politik Purbaya
Selain strategi kebijakan, ada pula dimensi personal dalam politik ekonomi Purbaya. Dikenal sebagai teknokrat dengan pengalaman panjang di bidang keuangan, Purbaya memiliki kredibilitas profesional tinggi. Namun, posisinya juga menjadi “jembatan” antara elite teknokrat dan elite partai politik. Ia memegang peran strategis dalam memastikan program ekonomi dapat berjalan tanpa gesekan besar di dalam koalisi pemerintahan.
Menurut penelitian tertentu, peran teknokrat dalam pemerintahan Indonesia sering kali menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ketika elite politik sibuk membagi kekuasaan. Purbaya tampaknya memainkan peran ini dengan sangat hati-hati. Dengan kombinasi keahlian teknis dan kemampuan diplomasi politik, ia membawa arah baru dalam kebijakan fiskal Indonesia.
Saat ini belum ada komentar