Bank Indonesia Jatim Luncurkan Kajian Strategi Investasi Sektor Manufaktur
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 2 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur meluncurkan buku kajian berjudul “Strategi Peningkatan Investasi Sektor Manufaktur untuk Mendukung Pertumbuhan Berkelanjutan di Wilayah Jawa” dalam gelaran Java Regional Economics Forum (JREF) 2025 di Surabaya, 4 November 2025. Peluncuran ini menjadi sarana penghubung antara hasil penelitian dengan perumusan kebijakan publik.
Kepala Perwakilan BI Jatim, Ibrahim, menyebut wilayah Jawa memiliki daya saing investasi dan kualitas SDM yang tinggi, dengan sektor manufaktur menjadi tumpuan utama.
“Kontribusi sektor manufaktur di Jawa mencapai 27,85 persen dengan serapan tenaga kerja sekitar 34,31 persen. Karena itu, BI di seluruh Jawa terus menguatkan promosi investasi melalui dialog, profiling, hingga forum investasi,” ujarnya.
Perwakilan Kemenko Perekonomian, Dandi Wirustyastuko, menekankan pentingnya penguatan konektivitas dan efisiensi rantai pasok nasional guna memperkuat investasi kawasan industri. Sementara itu, Sekretaris BPSDMI Kemenperin, Nila Kumalasari, menyoroti peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui vokasi berbasis kebutuhan industri.
“Transformasi digital menuntut tenaga kerja yang adaptif dan terlatih agar manufaktur tetap berdaya saing,” ungkapnya.
Peneliti Senior LPEM UI, Dr. Riyanto, memaparkan bahwa investasi hijau dan industri berkelanjutan dapat menekan biaya produksi sekaligus membuka peluang ekspor.
“Diperlukan insentif dan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transisi menuju industri hijau yang kompetitif,” jelasnya.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Tri Yanuarti, menambahkan bahwa BI memperkuat peran intermediasi keuangan dan ekosistem pembiayaan hijau guna mendukung investasi produktif.
“BI berperan menyediakan informasi kredibel dan meningkatkan kepercayaan investor melalui koordinasi kebijakan yang kuat,” katanya.
Hasil kajian menghasilkan empat rekomendasi utama:
- Penguatan koordinasi pengembangan kawasan industri dan hilirisasi.
- Percepatan investasi hijau dengan insentif dan inovasi teknologi.
- Peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui vokasi dan digitalisasi manufaktur.
- Perluasan akses pembiayaan bagi IKM dalam rantai pasok manufaktur.
Upaya tersebut diharapkan menciptakan iklim investasi Jawa yang lebih inklusif dan berkelanjutan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional. (dk/nw)




