Eduardo Perez Bertanggung Jawab! Persebaya Surabaya Dihujani Kritik, Lawan Persija Jakarta Jadi Ujian
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 3 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Persebaya Surabaya Menghadapi Kritik dengan Ketenangan
DIAGRAMKOTA.CCOM – Performa Persebaya Surabaya dalam enam laga awal musim ini menjadi perhatian utama. Tim yang dikenal sebagai Green Force hanya mampu meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan. Produksi gol yang tercipta juga tergolong rendah, dengan delapan gol yang berhasil dicetak, dua di antaranya berasal dari titik putih.
Kritik terhadap skema permainan tim datang dari berbagai pihak, termasuk Presiden Klub Azrul Ananda. Setelah menyaksikan kemenangan tipis 1-0 atas Semen Padang, Azrul secara terbuka menyatakan bahwa permainan tim sangat buruk. Meski begitu, musim ini Persebaya Surabaya tampil dengan skuad yang lebih lengkap dibanding musim sebelumnya. Jika sebelumnya hanya memiliki enam pemain asing, kini klub telah menghadirkan sepuluh pemain asing sejak awal kompetisi.
Dengan komposisi pemain yang lebih mentereng, publik menantikan performa yang lebih garang. Namun, justru permainan mereka dinilai belum stabil dan kurang konsisten. Eduardo Perez, pelatih asal Spanyol, tetap tenang menghadapi kritik tersebut. Ia menyatakan puas dengan kerja keras para pemain meskipun performa tim masih belum stabil.
“Saya sangat senang dengan para pemain. Separuh dari skuad ini datang ketika saya melatih,” ujarnya. Menurutnya, Persebaya Surabaya masih dalam fase pembentukan tim yang kompak. Adaptasi pemain baru dengan taktik dan atmosfer kompetisi Super League membutuhkan waktu.
Beberapa pemain asing seperti Mihailo Perovic, Milos Raickovic, dan Diego Mauricio masih butuh waktu untuk menyatu dengan gaya bermain Persebaya Surabaya. Eduardo Perez menyadari hasil enam laga awal belum sepenuhnya memuaskan. Namun, ia menekankan bahwa proses berkembang akan terus dilakukan.
“Kami mempersiapkan diri, menganalisis lawan, membuka sesi latihan, dan mempersiapkan tim sebaik mungkin,” katanya. Baginya, kritik adalah bagian dari proses dan tidak akan mengganggu fokus tim untuk meraih hasil positif.
Persebaya Surabaya kini membidik laga penting melawan Persija Jakarta pada 18 Oktober mendatang di Stadion Gelora Bung Tomo. Pertandingan ini diyakini menjadi ajang pembuktian nyata apakah Green Force mampu bangkit di tengah tekanan besar. Atmosfer pertandingan melawan Persija dipastikan panas karena rivalitas panjang kedua tim. Dukungan ribuan Bonek di tribun akan menjadi motivasi tambahan bagi pemain Persebaya Surabaya untuk tampil maksimal.
Eduardo Perez berharap laga tersebut bisa menjadi momentum kebangkitan skuad asuhannya. Kemenangan akan meredam kritik sekaligus mendongkrak kepercayaan diri tim di jalur kompetisi. Secara statistik, Persebaya Surabaya mencatat enam laga dengan delapan gol tercipta dan hanya lima kali kebobolan. Dari sisi kreativitas, mereka baru mengoleksi empat assist sepanjang kompetisi berjalan.
Catatan ini menunjukkan masih ada pekerjaan rumah besar di lini serang Green Force. Dengan materi pemain asing yang berkualitas, publik berharap Persebaya Surabaya bisa lebih tajam dalam mengeksekusi peluang. Eduardo Perez sendiri tetap optimistis timnya bisa meningkat dalam waktu dekat. Ia menilai chemistry pemain terus berkembang seiring intensitas latihan dan laga yang dijalani bersama.
Kritik dari Presiden Klub Azrul Ananda dinilai menjadi pemacu tambahan. Eduardo Perez memilih tidak menjadikannya beban, melainkan motivasi untuk membuat tim tampil lebih baik. Tekanan suporter juga semakin besar mengingat ekspektasi tinggi sejak awal musim. Dengan banyaknya pemain asing baru, publik menuntut Persebaya Surabaya tampil atraktif dan meraih kemenangan secara meyakinkan.
Green Force pun wajib menunjukkan identitas permainan yang lebih agresif. Jika tidak, gelombang kritik bisa semakin deras dan mengganggu perjalanan mereka di Super League. Laga melawan Persija menjadi titik ukur paling tepat bagi Persebaya Surabaya. Eduardo Perez dan pasukannya harus membuktikan kritik yang ada bisa dijawab dengan performa di lapangan.
Dengan jadwal kompetisi yang masih panjang, peluang untuk bangkit tetap terbuka lebar. Namun, konsistensi menjadi kata kunci agar Green Force bisa bersaing di papan atas. Eduardo Perez pasang badan menghadapi semua kritik yang datang. Kini, ia hanya ingin membuktikan lewat hasil nyata saat menjamu Persija di Gelora Bung Tomo.
Statistik Persebaya Surabaya di bawah komando Eduardo Perez pun menjadi bahan evaluasi penting. Enam laga dengan delapan gol dan lima kebobolan menunjukkan keseimbangan tim masih perlu perbaikan. Pertandingan melawan Persija diprediksi berlangsung ketat dan penuh drama. Bagi Eduardo Perez, inilah momen krusial untuk menjawab keraguan sekaligus mengembalikan kepercayaan publik kepada Persebaya Surabaya. ***
Saat ini belum ada komentar