Kritik Pedas Datuk Jamal Nasir terhadap Timnas Malaysia
DIAGRAMKOTA.COM – Mantan pemain sepak bola nasional Malaysia, Datuk Jamal Nasir, memberikan kritik tajam terhadap performa Timnas Malaysia dalam beberapa waktu terakhir. Ia menyebut bahwa tim tersebut dianggap sebagai pengecut karena sering menghindar dari tantangan berat dan tidak siap menghadapi tekanan kompetisi sebenarnya.
Meskipun Timnas Malaysia berhasil meningkatkan peringkatnya dalam tabel ranking FIFA pada September 2025, Jamal Nasir menilai bahwa hal ini bukanlah indikator kemajuan yang nyata. Menurutnya, kenaikan peringkat hanya bisa terjadi jika ada konsistensi dalam hasil pertandingan dan kesungguhan dalam setiap laga.
Salah satu contoh yang ia anggap tidak memuaskan adalah saat Malaysia bertemu Singapura. Dalam pertandingan tersebut, Malaysia hanya mampu meraih kemenangan tipis dengan skor 2-1. Menurut Jamal, seharusnya tim ini mampu memberi tekanan lebih besar dan mencetak tujuh hingga delapan gol agar bisa menunjukkan kekuatan yang sebenarnya.
Keputusan Mundur dari Turnamen CAFA Dinilai Tidak Berani
Selain itu, keputusan Malaysia untuk mundur dari turnamen CAFA juga menjadi sorotan utama. Jamal Nasir menilai bahwa tindakan ini merupakan langkah yang tidak berani dan justru menunjukkan ketakutan akan kekalahan. Ia menilai bahwa keputusan tersebut dilakukan karena takut turunnya peringkat FIFA, meskipun hal itu tidak sejalan dengan semangat persaingan sepak bola.
Menurutnya, turnamen CAFA seharusnya menjadi kesempatan emas bagi Malaysia untuk menguji kemampuan mereka secara langsung. Tanpa diperkuat oleh beberapa pemain naturalisasi yang berkarier di Eropa dan Amerika Selatan, Malaysia tetap bisa melihat sejauh mana kapasitas mereka dalam kompetisi internasional.
“Kami kehilangan kesempatan untuk melihat di mana posisi kami sebenarnya,” ujar Jamal. Ia menegaskan bahwa uji coba seperti ini sangat penting untuk menguji mental dan kemampuan pemain dalam situasi yang benar-benar kompetitif.
Pentingnya Menghadapi Kompetisi Nyata
Jamal Nasir menekankan bahwa pertandingan persahabatan tidak cukup untuk memberikan intensitas yang sesungguhnya. Ia menilai bahwa keputusan untuk menghindari turnamen nyata justru membuat Timnas Malaysia tidak siap menghadapi tantangan yang lebih berat.
“Jika Anda menghindari turnamen yang sesungguhnya karena takut kalah atau turun peringkat, itu tindakan pengecut,” katanya. Ia menilai bahwa sikap ini justru merugikan perkembangan sepak bola Malaysia dalam jangka panjang.
Pemimpin sepak bola Malaysia, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan pelatih kepala Peter Cklamovski, juga disoroti dalam kritik ini. Jamal menilai bahwa kedua pihak tersebut hanya mencari alasan untuk menghindari tantangan nyata, bukan fokus pada pembangunan tim yang lebih kuat dan tangguh.
Kesimpulan
Dari semua kritik yang disampaikan, Jamal Nasir menekankan bahwa Timnas Malaysia perlu berani menghadapi kompetisi sebenarnya. Ia menilai bahwa kenaikan peringkat FIFA tidak cukup untuk membuktikan kemajuan, apalagi jika diiringi dengan sikap yang tidak berani dan kurang percaya diri.
“Sebaliknya, kami melindungi peringkat yang bisa jatuh setelah satu kekalahan,” ujarnya. Ia berharap agar para pengambil keputusan di sepak bola Malaysia lebih berani mengambil risiko dan tidak selalu terlalu khawatir dengan peringkat sementara.