Perseteruan Ferry Irwandi dan Gusti Ayu Dewi Berlanjut, Ada Pistol Hingga Singgung FPI

Table of Contents

Perseteruan Ferry Irwandi dan Gusti Ayu Dewi Kian Memanas

DIAGRAMKOTA.COM – Perseteruan antara Ferry Irwandi, seorang konten kreator sekaligus CEO Malaka Project, dengan Gusti Ayu Dewi, grafolog ternama yang juga pengamat perilaku, terus memanas. Dalam beberapa waktu terakhir, kasus ini menjadi sorotan publik, terutama setelah Ferry mengunggah foto pistol yang bersanding dengan kotak rokok di akun Instagram miliknya.

Foto tersebut disebut berasal dari percakapan grup WhatsApp yang diduga merupakan bagian dari upaya menjatuhkan Ferry Irwandi. Dalam narasinya, ia menyatakan bahwa ada sebuah percakapan di grup WA yang membahas dirinya. Grup tersebut diyakini berisi sejumlah “orang besar” dan menunjukkan adanya indikasi manipulasi atau upaya merusak reputasi Ferry.

Ferry Irwandi kemudian memilih untuk membuka isu ini secara langsung di media sosial, alih-alih menunggu stasiun TV untuk membuka dialog. Ia menyatakan bahwa ia akan segera menjelaskan masalah ini kepada publik, karena sudah diberikan izin untuk membahasnya.

“Karena sudah diizinkan membahas, daripada lama nunggu stasiun tv, kita mulai dari sini dulu aja ya, karena yang pertama mau diklarifikasi foto ini hahaha, mau bilang ai? Mau bilang foto palsu? @gustiajudewi anda dan partner anda hairi yang selalu make akun @anakjaksel.ai udah ketebak kok movenya, udah kita analisis dari sumbernya,” tulis Ferry Irwandi dalam unggahannya.

Sebelumnya, ada tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diduga membahas Ferry Irwandi. Dalam percakapan tersebut, juga muncul pembicaraan tentang FPI. Salah satu peserta grup mengatakan: “Kalau anak-anak FPI mah sohib ma I wkwwk.” Sementara itu, Gusti Ayu Dewi menyampaikan pendapatnya dengan menyebutkan bahwa “di setiap negara yang setengah kacau, selalu ada versi Ferry Irwandinya.”

Ferry Irwandi mengklaim bahwa masih banyak ratusan chat lain di grup WhatsApp yang berisi Gusti Ayu Dewi dan ingin menjatuhkannya. Dalam unggahannya, ia juga meminta pihak berwenang untuk memeriksa apakah senjata api yang dipamerkan di grup tersebut benar-benar asli.

“Apabila aparat bisa memeriksa apakah senjata api tersebut asli atau tidak, coba tanya @gustiajudewi dan pak Hairi. Bapak-bapak bernama Hairi ini dari Strange ternyata, mana nyatut nama kelompok FPI seenaknya lagi,” tambah Ferry.

Ia juga menegaskan bahwa masih banyak chat lain di dua grup yang berbeda, termasuk chat video AI DPR, chat editor, dan chat soal operasi jilbab pink. Semua ini menunjukkan bahwa perseteruan ini bukanlah sekadar isu kecil, melainkan keterlibatan banyak pihak.

Ferry Menantang Gusti Ayu Dewi

Dalam postingan sebelumnya, Ferry juga tampak gerah dengan Gusti Ayu Dewi. Ia menanyakan apakah ia harus membuka isi grup WhatsApp tersebut. Ia menegaskan bahwa rencana framing yang gagal tidak membuatnya takut.

“Sekarang giliran saya yang nanya @gustiajudewi tolong dijawab, bisa anda sebutkan nama grup dan isi grup tempat anda berkoar-koar ingin menjatuhkan saya dan para komisaris serta pejabat di dalamnya? Saya tunggu responnya secepatnya,” kata Ferry.

Ia juga menegaskan bahwa semua chat grup masih ia pegang dan siap membuka semuanya jika diperlukan. Dalam unggahan gambar, Ferry menyatakan bahwa ia tidak takut sama sekali, bahkan siap menghadapi ancaman dari pihak berwenang.

“Lu tahu kalau nama grup, isi grup dan chat grup itu dilihat jutaan orang, apa yang bakal terjadi. Lu ganggu hidup gw berhari-hari, kali ini lu jual, gw beli,” ujar Ferry.

Di kolom komentar, terjadi perdebatan antara Ferry dan Gusti Ayu Dewi. Ferry menantang Gusti untuk bertemu dan membicarakan masalah ini secara terbuka. Ia juga menyatakan bahwa ia siap membuka semua isi chat yang ada di grup tersebut.

Gusti Ayu Dewi merespons dengan meminta Ferry tidak memelintir masalah. Ia menegaskan bahwa ia hanya menyoroti narasi provokatif Ferry Irwandi. “Silakan, saya tidak lari. Tapi jangan diplintir seolah-olah saya menyerang pribadi Anda. Yang saya soroti adalah narasi provokatif Anda di ruang publik, karena itu bisa memicu keresahan,” katanya.

Profil Gusti Ayu Dewi

Gusti Ayu Dewi adalah seorang grafolog ternama yang telah berkecimpung dalam dunia grafologi lebih dari 13 tahun. Grafologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian seseorang melalui analisis tulisan tangan, termasuk bentuk huruf, ukuran, spasi, dan tekanan pena.

Ia telah menganalisis ribuan tulisan tangan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh nasional seperti Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan beberapa selebritas Indonesia. Selain itu, ia aktif berkontribusi di tingkat internasional dengan menjadi pembicara di konferensi-forensik dan grafologi, seperti di kampus La Universidad Interamericana para el Desarrollo di Meksiko pada September 2024.

Saat ini, Gusti Ayu Dewi sedang menempuh studi Magister Informatika (Master AI) di School of Computer Science Universitas Nusa Putra, menggabungkan keahliannya antara grafologi dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI).

Selain sebagai praktisi grafologi, ia juga terlibat dalam pembinaan dan pelatihan, termasuk memberikan kuliah umum kepada aparat kepolisian (Polwan) untuk mengoptimalkan analisis tulisan tangan dalam tugas penegakan hukum. Ia juga mendirikan Indonesian School of Graphologist (ISOG) untuk memfasilitasi pendidikan profesional di bidang grafologi.

Awal Perseteruan

Perseteruan awal antara Ferry Irwandi dan Gusti Ayu Dewi bermula dari tuduhan Gusti Ayu Dewi yang menuduh Ferry Irwandi memanipulasi video viral terkait penangkapan anggota TNI oleh Brimob dalam insiden demonstrasi rusuh di Palembang. Gusti mengklaim bahwa Ferry menambahkan narasi yang tidak ada dalam video aslinya, sehingga menciptakan kesan provokasi terhadap TNI dan berpotensi memicu perpecahan di masyarakat.

Merasa dituduh tidak benar, Ferry Irwandi membuka bukti komunikasi dalam WhatsApp Grup (WAG) yang diduga melibatkan Gusti Ayu Dewi dan para pejabat atau komisaris, yang menurut Ferry adalah upaya sistematis untuk menjatuhkan dirinya. Ia bahkan menunjukkan tangkapan layar isi grup yang berisi postingan foto senjata api, menegaskan tidak takut dan siap membuka semuanya jika diperlukan.

Konflik ini berkembang menjadi sengketa publik yang memanas di media sosial, dengan Ferry menantang Gusti untuk bertemu dan membicarakan masalah ini secara terbuka, sementara Gusti menolak tuduhan manipulasi tersebut dan meminta Ferry untuk tidak menyerangnya secara pribadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *