DIAGRAMKOTA.COM – Sebuah pabrik tahu di Desa Trosobo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, kembali menuai sorotan publik usai video yang menampilkan proses produksi tahu dengan bahan bakar limbah plastik dan ban karet viral di media sosial. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok bule_sampah dan telah ditonton lebih dari dua juta kali.
Dalam video tersebut, tampak seorang pria bule yang prihatin menyaksikan langsung proses produksi tahu, mulai dari perebusan, pengukusan, penggorengan, hingga pengasapan, yang menggunakan sampah plastik dan karet bekas sebagai bahan bakarnya. Sang bule mempertanyakan keamanan tahu tersebut untuk dikonsumsi masyarakat luas.
“Indonesia jadi salah satu penghasil TAHU TERBESAR DI DUNIA. Tapi kalau dibuatnya pakai sampah plastik??? Kalian masih mau makan? Atau kalian nggak peduli guys?” tulis akun tersebut dalam keterangan videonya.
Video ini pun memantik perhatian berbagai kalangan, termasuk anggota DPRD Kota Surabaya, Josiah Michael. Ditemui di ruang Fraksi PSI DPRD Surabaya, Bro Jos, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa dirinya telah menindaklanjuti informasi tersebut dengan melakukan koordinasi ke tingkat provinsi.
“Berdasarkan informasi yang kita dapat, kami langsung mengirim tim untuk mengecek kebenaran berita viral tersebut. Dan ternyata memang benar kegiatan usaha itu ada. Informasi berikutnya, tahu tersebut juga beredar di Kota Surabaya,” jelas Josiah, Senin (6/5/2025).
Josiah menambahkan, meski lokasi pabrik berada di luar wilayah hukum Kota Surabaya, pihaknya tetap berkepentingan karena distribusi produk mencapai Surabaya.
“Kita juga harus waspada, karena bisa diduga penggunaan limbah tersebut berdampak pada produk tahu mereka. Maka dari itu kami berkoordinasi dengan Pak Erick Komala dari DPRD Provinsi Jawa Timur,” katanya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Sidoarjo maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha tahu di kawasan tersebut.
“Kita ingin usaha ini tetap berjalan karena menyangkut ekonomi warga desa. Tapi harus ada pembinaan agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Senada dengan Josiah, anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Erick Komala, turut memberikan tanggapan. Erick mengatakan, pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi guna memastikan kondisi sebenarnya.
“Memang kami tidak memiliki kewenangan langsung untuk menyatakan apakah hal itu pelanggaran atau tidak. Maka kita akan berkoordinasi dengan dinas terkait, terutama DLH dan Dinas Kesehatan, untuk menilai apakah produk tersebut layak dikonsumsi,” ujar Erick, politisi PSI ini.
Ia menambahkan, langkah ini penting dilakukan mengingat pabrik tahu tersebut sudah beroperasi selama puluhan tahun dan menjadi salah satu penggerak roda ekonomi lokal.
“Kalau saya lihat, ada belasan usaha serupa di desa itu. Jadi kami tidak ingin mereka diberhentikan, tapi perlu adanya pengawasan dan arahan supaya proses produksinya lebih baik dan aman,” tutup Erick.