Anggota DPR RI Bambang Haryo Dorong Percepatan PSN Industri Ngawi,Dinilai Strategis

NASIONAL854 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), melakukan kunjungan ke PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) pada Rabu (26/3/2025).

Dalam kunjungan tersebut, BHS mendorong percepatan realisasi kawasan industri Ngawi guna mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen sebagaimana yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

BHS diterima langsung oleh Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetyono, bersama jajaran direksi. Dalam pertemuan tersebut, dibahas potensi besar kawasan industri Ngawi yang dinilai sangat strategis, apalagi sudah ada calon investor asal Cina yang tertarik menanamkan modalnya di sektor non ferrous metal. Investor tersebut membutuhkan lahan seluas sekitar 400 hektare dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja hingga 10.000 orang.

Menurut BHS, kawasan industri yang saat ini dikelola PT SIER di Surabaya dan Pasuruan sudah nyaris penuh. Oleh karena itu, pengembangan kawasan baru di Ngawi menjadi sangat penting. Terlebih, dokumen Pertimbangan Teknis (Pertek) untuk kawasan tersebut telah disetujui oleh kementerian terkait.

“Lahan industri ini sudah diajukan ke Perhutani dua tahun lalu. Saat ini, Pertek-nya sudah rampung dan tinggal menunggu persetujuan dari Kementerian Kehutanan (Kemenhut),” ujar BHS usai mendengarkan paparan potensi kawasan industri Ngawi dari Didik Prasetyono.

Politisi Partai Gerindra itu menegaskan pentingnya percepatan realisasi kawasan industri Ngawi agar investor tidak beralih ke negara lain seperti Thailand atau Malaysia.

“Investasi ini berpotensi menyerap 10 ribu tenaga kerja. Jangan sampai lepas. Kita harus bergerak cepat,” tegasnya.

PT SIER sendiri mengajukan lahan seluas 1.090 hektare untuk pengembangan kawasan industri di Ngawi. Jika terealisasi, BHS optimistis masuknya investor asing terutama dari Cina yang tengah terdampak perang dagang dengan Amerika Serikat akan menjadi penggerak luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jangan sampai calon investor ini berpaling ke negara lain karena sudah mulai mempertimbangkan pilihan lokasi investasi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetyono menyampaikan apresiasinya atas dukungan BHS. Ia menjelaskan bahwa Ngawi dipilih sebagai lokasi kawasan industri karena memenuhi empat kriteria utama, yakni harga dan status tanah yang kompetitif, ketersediaan infrastruktur, serta harga air dan energi seperti gas yang relatif rendah.

“Pengembangan lahan baru sangat penting untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI). Ini tidak hanya mendorong pertumbuhan industri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja,” ungkap Didik.

Ia menambahkan bahwa ketersediaan lahan merupakan kunci bagi Indonesia dalam menarik investor asing, terutama di tengah ketegangan perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat.

“Ketegangan tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk menerima relokasi pabrik-pabrik dari luar negeri, khususnya yang terdampak perang dagang,” pungkas Didik.