DIAGRAMKOTA.COM– Dalam rangka memastikan kesiapan rumah sakit umum daerah (RSUD) menghadapi malam pergantian tahun baru 2025, empat anggota DPRD Kota Surabaya dari Komisi D Bidang Pendidikan dan Sosial, diantaranya Zuhrotul Mar’ah, Luthfiyah, Imam Syafi’i, dan Abdul Malik, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua RSUD, yakni RSUD Dr. Soewandhie dan RSUD Eka Chandrarini, pada Selasa malam 31 Desember 2024, hingga Rabu dini hari 1 Januari 2025.
Sidak dimulai pukul 23.00 WIB di RSUD Dr. Soewandhie. Zuhrotul Mar’ah menyebut bahwa pergantian tahun kerap diwarnai lonjakan kasus seperti kecelakaan lalu lintas, cedera akibat petasan, hingga perkelahian, sehingga kesiapan rumah sakit menjadi prioritas utama.
“Kami mengkhawatirkan adanya lonjakan peristiwa yang berpotensi dirawat di rsud. Seperti kecelakaan lalu lintas, terkena petasan, atau carok,” kata Zuhro Rabu 1 Januari 2025.
Di RSUD Dr. Soewandhie, tim dewan menemukan beberapa kendala dalam pelayanan pasien. Salah satu pasien yang dirujuk dari rumah sakit swasta mengeluhkan belum mendapatkan penanganan karena harus mencari kamar terlebih dahulu. Setelah dikonfirmasi, pasien tersebut akhirnya mendapatkan ruang untuk diperiksa.
Kasus lain yang disoroti adalah keterbatasan fasilitas di ruang triase. Ia menemukan pasien dengan nyeri dada yang seharusnya berbaring, tetapi harus duduk karena keterbatasan bed. Zuhro mengusulkan agar jumlah bed di ruang triase ditambah, terutama untuk mengakomodasi pasien zona hijau yang tidak memerlukan peralatan intensif.
“Triase ini harus diperluas, sehingga pasien yang menunggu tidak dalam posisi duduk. Ini penting untuk kenyamanan dan keselamatan mereka,” tegasnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menemukan kasus balita yang mengalami dehidrasi berat dan muntah-muntah, tetapi sempat terjadi miskomunikasi antara petugas dan keluarga pasien. Kondisi tersebut berisiko membahayakan balita jika tidak segera ditangani di ruang UGD.
Menurutnya, orang tua pasien masih berunding diluar ruangan UGD, ia menyarankan ada keluarga lain yang menemani pasien balita. “Jadi jangan sampai pasien balita ini diluar UGD, karena diluar jangkauan pengawasan dokter atau perawat yang aada di UGD,” tegasnya.
Selain fasilitas, Zuhrotul Mar’ah menyoroti jumlah tenaga kesehatan yang dirasa kurang memadai untuk situasi malam pergantian tahun. Menurutnya, jumlah dokter dan perawat pada malam tahun baru seharusnya ditingkatkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien.
“Di malam pergantian tahun, jumlah tenaga kesehatan harus lebih banyak dibandingkan hari biasa. Kalau tetap seperti ini, tenaga medis bisa kewalahan,” ujarnya.
Setelah dari RSUD Dr. Soewandhie, sidak dilanjutkan ke RSUD Eka Chandrarini. Zuhro mengungkapkan, bahwa rumah sakit ini relatif sepi karena masih baru beroperasi. Namun, tim dewan menemukan masalah lain, yakni banyaknya serangga tomcat di sekitar area rumah sakit.
“Tomcatnya memang di luar ruangan, tetapi tetap berpotensi membahayakan jika menyengat petugas atau penunggu pasien. Harus ada upaya serius untuk mengatasi ini,” ujar Zuhro.
Sementara itu, Imam Syafi’i meminta penanganan super serius sebelum rumah sakit sepenuhnya beroperasi. Imam mengungkapkan bahwa Tomcat ditemukan di beberapa lantai, termasuk lantai 3, 4, 7, dan bahkan di kamar mandi Instalasi Gawat Darurat (IGD).
“Saya lihat sendiri tadi di tembok di depan UGD itu banyak sekali. Ini kan bahaya,” ujar Imam.
Menurut Imam, meskipun RSUD Eka Chandrarini telah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya untuk melakukan pembasmian tomcat yang masih cukup banyak. Ia menyebut pentingnya menyelesaikan masalah ini sebelum rumah sakit sepenuhnya beroperasi.
“Tadi kami konfirmasi juga ke Direktur RSUD, Bu Betty (drg. Bisukma Kurniawati), ternyata memang persoalan tomcat ini sedang diatasi, tapi kelihatannya agak sulit menghilangkannya,” pungkas Politisi Partai Nasdem itu.
